Sabtu, 20/04/2024 21:05 WIB

Kemdikbudristek Siapkan Empat Skema Pendanaan Competitive Fund Vokasi

Kemdikbudristek Siapkan Empat Skema Pendanaan Competitive Fund Vokasi

Ilustrasi mahasiswa vokasi di industri (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Tahun lalu, program pendanaan Competitive Fund Vokasi Tahun 2021 memberikan bantuan dana bagi perguruan tinggi vokasi, yang mengusulkan peningkatan pendidikan D-3 dan mengusulkan pembukaan program D-2 jalur cepat.

Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya, Ditjen Diksi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Henri Tambunan mengatakan, dari 117 program studi sarjana terapan yang ada saat ini, 45 di antaranya merupakan program studi penerima Competitive Fund Vokasi 2021.

"Sementara itu untuk D-2 jalur cepat, dari 42 usulan, 32 di antaranya merupakan penerima 2021. Yang paling penting adalah dampaknya terhadap pembelajaran mahasiswa," kata Henri pada Sabtu (21/5).

Adapun Competitive Fund Vokasi tahun 2022 dikembangkan menjadi dua fokus yaitu fokus penyiapan dan fokus penguatan dengan empat skema. Skema A adalah transformasi atau penyiapan program D-3 menjadi sarjana terapan. Skema B adalah akselerasi pembukaan program studi D-2 jalur cepat.

Selanjutnya, skema C merupakan penguatan program sarjana terapan dan program D-2 jalur cepat hasil transformasi, serta penguatan prodi D-2 reguler dan prodi sarjana terapan nontransformasi yang surat keputusan pembukaan prodinya paling lambat diterbitkan tahun 2021.

Skema D adalah penguatan program studi sarjana terapan dan program studi D2 yang telah memiliki lulusan terakreditasi dan telah menjalankan praktik baik Sistem Penjaminan Mutu Indonesia (SPMI). Skema ini adalah skema untuk penguatan program studi eksisting.

Competitive Fund Vokasi di 2022, lanjut Henri, juga mendukung program studi D-3 yang telah bertransformasi menjadi sarjana terapan serta program studi D-2 jalur cepat yang telah berdiri.

"Lewat skema pendanaan ini, Kemendikbudristek juga terus mendukung program studi sarjana terapan nontransformasi, program reguler yang baru berdiri, maupun yang telah berdiri lama dan sudah punya lulusan serta menjalankan praktik baik SPMI," jelas dia.

Henri berharap, kebijakan ini dapat menambah keaktifan sekolah-sekolah vokasi menggelar kerja sama dengan industri dan menghasilkan lulusan-lulusan yang berkeahlian.

"Semoga juga ada perubahan persepsi masyarakat yang dapat melihat pendidikan vokasi setara dengan pendidikan tinggi akademik," ujar Henri.

Diterangkan Henri, evaluasi Ditjen Diksi memperlihatkan dampak besar, di antaranya penambahan sarana prasarana praktikum di perguruan tinggi pendidikan vokasi yang menerima pendanaan 2021, seperti penambahan peralatan laboratorium, komputer, dan perangkat lunak. Selain itu, terdapat 230 prodi yang siap menjalankan MBKM dan link and match dengan dunia usaha dan industri.

"Ratusan dosen juga mendapatkan sertifikasi kompetensi yang bisa digunakan untuk pelatihan, untuk peningkatan kompetensi," jelas Henri.

KEYWORD :

Competitive Fund Vokasi Kemdikbudristek Henri Tambunan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :