Sabtu, 27/04/2024 02:37 WIB

Pintar Klaim Berikan Kesetaraan Pendidikan Tak Terbatas Ruang dan Waktu

Menurut penelitian LIPI, 4,6 persen tenaga kerja Indonesia undereducated, 27,9 persen tenaga kerja overeducated, dan 68,4 persen mengalami field of study mismatch.

Soft launching platform pintar. Foto: dok jurnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - PT Pintar Pemenang Asia resmi meluncurkan Pintar, sebuah platform pengembangan diri untuk memberdayakan angkatan kerja Indonesia.

“Kami yakin bahwa pendidikan yang relevan terhadap kebutuhan industri tidak hanya berpotensi membuka peluang bagi pembelajar, tetapi juga bagi keluarganya, komunitasnya, serta organisasi di mana dia menyumbangkan waktu, pikiran, dan tenaganya,” kata CEO Pintar Ray Pulungan melalui keterangan tertulis yang diterima jurnas.com di Jakarta, Rabu<span;> (18/5/2022).

Ray mengatakan, pendidikan yang ditawarkan oleh Pintar tidak cuma berupa pendidikan formal tetapi pendidikan yang dinamis dan peka terhadap perubahan zaman.

“Pendidikan ini sesuatu yang tidak mengenal ruang dan waktu. Ini yang kami perjuangkan di Pintar. Pintar memberikan kesempatan yang setara bagi setiap pembelajar di usia produktif,” kata Head of Learning Pintar Grace Gunawan.

Soft launching Pintar ini diikuti oleh diskusi online bertajuk “Empowering Indonesia’s Workforce through Upskilling” yang menghadirkan Chair of B20 Indonesia 2022 sekaligus Wakil Ketua Kadin Indonesia dan CEO Sintesa Group Shinta Kamdani sebagai keynote speaker serta Incoming Dean for School of Professional Studies Shankar Prasad dan Vice President Samator Group Imelda Harsono sebagai guest speakers.

Shinta Kamdani memaparkan permasalahan mismatch (ketidaksesuaian) antara supply dan demand tenaga kerja di Indonesia.

“Menurut penelitian LIPI, 4,6 persen tenaga kerja Indonesia undereducated, 27,9 persen tenaga kerja overeducated, dan 68,4 persen mengalami field of study mismatch. Berbagai mismatch ini menimbulkan konsekuensi berupa kesenjangan keterampilan, rendahnya kepuasan kerja, tingginya angka pengangguran, sampai kesenjangan gaji/upah,” ungkap Shinta Kamdani.

Shankar Prasad berkata, “Sangat penting bagi institusi pendidikan tradisional seperti universitas untuk berkolaborasi dengan edutech seperti pintar. Sebab, mereka mampu menciptakan konten-konten yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, mereka juga mampu menjangkau lebih banyak pembelajar dibanding institusi pendidikan tradisional.”

“Saat ini adalah waktu yang sangat tepat untuk berinvestasi dalam keterampilan karyawan. Secara global teknologi sudah cukup maju, apa pun bisa dipelajari karena platform pembelajaran bisa diakses dengan mudah. Keberadaan platform-platform ini membuat para pekerja bisa terus mengembangkan diri dengan tidak terhambat oleh pendidikan formal,” tambah Vice President Samator Group Imelda Harsono.

Sedangkan Chief Business Officer Pintar Matthew Sinder mengatakan, “Korporasi melihat pelatihan karyawan sebagai investasi. Ini adalah win win solution. Bagi tenaga kerja, mereka akan jadi lebih produktif. Bagi perusahaan, retention meningkat. Di Indonesia, pemerintah sudah fokus pada investasi sumber daya manusia, contohnya lewat Prakerja."

KEYWORD :

Platform Pintar kesetaraan pendidikan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :