Rabu, 24/04/2024 19:56 WIB

Lingkungan Sehat, Keluarga Sejahtera melalui Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik

Lingkungan Sehat, Keluarga Sejahtera melalui Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik  

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo saat membuka Workshop Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera Kabupaten Kulon Progo 2022, Selasa (17/5).

Kulon Progo, Jurnas.com - Pada tahun 2020 bekerjasama sama dengan Pemerintah Seychelles, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah membentuk Pilot Project Lingkungan Sehat, Keluarga Sejahtera. Pilot Project ini bertujuan menciptakan keluarga yang sehat, bersih dan sadar akan kebersihan lingkungan.

Kegiatan ini sebagai salah satu upaya BKKBN dalam menurunkan angka stunting demi terciptanya lingkungan yang bersih, keluarga yang sehat dan dapat memberikan pengaruh terhadap program penurunan angka stunting yang saat ini menjadi prioritas pemerintah Republik Indonesia.

Hal di atas dipaparkan oleh BKKBN, Hasto Wardoyo pada sambutan pembukaan Workshop Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan di Aula Adikarto Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.

Hal di atas sejalan dengan pesan Presiden RI terkait kesehatan, yaitu masih adanya permasalahan terkait kualitas sumber daya manusia yang stunting. "Presiden menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Artinya, untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus menurunkan angka stunting sebesar 2,7% setiap tahun dari tahun 2019 hingga 2024", tambah Hasto sekaligus membuka kegiatan workshop.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X yang diwakili oleh Asisten I menyatakan pentingnya kegiatan workshop ini sebagai momentum penting dan strategis, sebagai pembuka nurani keluarga dan masyarakat untuk lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga, dalam rangka memperkenalkan dan mengimplementasikan budaya ekologi demi terciptanya lingkungan sehat dan lestari.

"Beberapa hal sederhana yang dapat mulai dilakukan dilevel keluarga seperti menggunakan air, kertas, listrik dan bahan bakar seefisien mungkin, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, memilah sampah dan  tidak menggunakan peralatan yang mengandung bahan Chlorofluorocarbon (CFC)", jelasnya.

Keterkaitan sampah dengan lingkungan sehat keluarga sejahtera yaitu karena ternyata faktor terpenting yang bisa mempengaruhi kesehatan anak dan ibu adalah faktor sensitif yang disebut sebagai faktor lingkungan. "Itulah kemudian lingkungan ini menjadi faktor penting untuk kesehatan khususnya untuk kualitas SDM yaitu Stunting," ujar Hasto.

Penyebab stunting ada tiga hal:
yang pertama suboptimal health, yaitu lingkungan yang tidak sehat. Yang kedua yaitusuboptimal nutritional, dia kurang mendapatkan makanan yang cukup.

"Yang mencegah stunting itu adalah protein hewani asam amino namanya, harus protein hewani dan itu murah, telur cukup, ikan cukup , tetap dia mengandung protein hewani", jelas Hasto.

Yang ketiga, suboptimal parenting, yaitu stres pada anak. Untuk itu anak harus digembirakan dan orang tua tidak boleh egois mempressure anaknya. "Orang tua pedomannya, didiklah anak cucumu sesuai jamannya, karena dia tidak dilahirkan dijamanmu, parenting itu penting untuk mencegah stunting", tegas Hasto.

Sebagai program yang telah dibahas oleh pemerintah Seychelles dan BKKBN sejak tahun 2019, Duta Besar Seychelles Dr. Nico Barito sangat mengapresiasi keberhasilan program Bangga Kencana.

"BKKBN tidak hanya mengerjakan program keluarga berencana saja, namun juga berbicara tentang lansia, tentang remaja dan ekonomi keluarga, termasuk terkait nutrisi yang saat ini sedang gencar-gencarnya pak Hasto kerjakan yaitu terkait stunting", kata Dubes.

Kesehatan lingkungan dimulai dari keluarga. "Dari kecil anak sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk jangan buang sampah sembarangan, termasuk sampah dipilah mana yang plastik, mana yang kertas dan yang lainnya", tambah Dubes.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X yang diwakili oleh Asisten I menyatakan pentingnya kegiatan workshop ini merupakan momentum penting dan strategis sebagai pembuka nurani keluarga dan masyarakat agar lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga, dalam rangka memperkenalkan dan mengimplementasikan budaya ekologi demi terciptanya lingkungan sehat dan lestari.

Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Kelompok UPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta, Gusti Ganjeng Ratu Bendoro mengingatkan agar dapat terus sehat dan bisa produktif dalam menjalani rutinitas harian, hidup sehat harus dibudayakan sejak dini, bisa dimulai dari diri sendiri dengan rutin berolahraga, memenuhi asupan harian cairan tubuh, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan bergizi.

"Penting untuk kita perhatikan disekitar tempat tinggal kita jangan sampai dibiarkan ada genangan air atau sampah yang menumpuk karena akan menjadi sumber penyakit", tambahnya.

Ada sebanyak 229 tim pendamping keluarga dengan total sebanyak 667 orang anggota di Kabupaten Kulon Progo, untuk mendampingi program Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera. BKKBN tahun 2022 ini memberikan 4,1 milyar kepada Dinas KB Kabupaten Kulon Progo sebagai dukungan non fisik untuk operasioal menurunkan stunting dan lainnya.

"Salah satunya adalah Aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah, siap hamil), siap dihamili, siap menghamili," ujar Kepala BKKBN.

Dikesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Kulon Progo, Sutedjo, berharap agar masyarakat Kulon Progo akan terus berperan aktif dalam program Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera (LSKS) yang nantinya akan berpengaruh positif terhadap upaya mewujudkan misi pemerintah Kulon Progo.

"Diharapkan program ini menjadi motivasi untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga seperti fungsi penggunaan lingkungan, khususnya lingkungan fisik, baik dalam rumah maupun sekitar rumah dalam bentuk menjaga kebersihan, kerapian serta pemanfaatan pekarangan rumah sehingga menjadi lingkungan yang sehat indah dan produktif, dengan demikian semua keluarga di Kulon Progo akan menjadi keluarga yang berkualiatas dan bebas dari resiko stunting", jelas Sutedjo.

Soetedjo juga menyampaikan bahwa di tahun 2022 ini angka pernikahan dini mengalami penurunan. "Penurunannya sebanyak 30 persen, sebelumnya pernikahan dini sebesar 120 persen, per hari ini kita hanya sebesar 80 persen," ujarnya.

Peserta workshop ini berasal dari *
yaitu sumber daya manusia di 12 Kecamatan pada se Kabupaten Kulon Progo, diantaranya: yaitu Ketua Kelompok UPPKA, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Ketua Bank Sampah dan Kader Rumah Data/Pojok Kependudukan di Kampung KB. Pada workshop ini akan diberikan wawasan manajemen pengelolaan keuangan baik di tingkat keluarga maupun di tingkat kelompok usaha (UPPKA, Bank Sampah) oleh pihak perbankan, yaitu BNI 46.

Para pembicara pada webinar ini yaitu Deputi Lalitbang BKKBN, Rizal Damanik PhD yang memaparkan Program Lingkungan Sehat, Keluarga Sejahtera Mewujudkan Masyarakat Bebas Stunting dan Ketua DPD AKU DIY Ibu GKR Bendoro yang memaparkan tentang Gerakan Bangkit Ekonomi DIY melalui UPPKA.

Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari yaitu dari tanggal 17-19 Mei 2022 di Aula Adikarto Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, dengan Materi Workshop tentang Pembelajaran/Sharing Pengalaman Negara Seychelles dalam Manajemen Pengelolaan Limbah Anorganik dengan Tim Fasilitator Seychelles, Joshua Somba (pengajar), Arman Chandra (konsultan Seychelles) dan Facilitator Bunda Tzu Chi Foundation dilanjutkan dengan diskusi dan video show.

Terdapat sharing Pembelajaran Center of Excellence (CoE) Kampung KB Family Welfare Desa Bugel pada hari kedua dan di hari ketiga Sharing Pembelajaran: Mengubah Limbah Menjadi Berkah dan Rencana Tindak Lanjut (Action Plans).

Di akhir sambutannya, Kepala BKKBN menekankan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran Indonesia di forum internasional melalui best practices dan lesson learned pengelolaan CoE Kampung KB di Kabupaten Kulon Progo, mensosialisasikan program Bangga Kencana ke mitra/stakeholder internasional, diintegrasikan dengan program global berwawasan lingkungan (lingkungan sehat keluarga sehat sejahtera) dan meningkatkan kapasitas dan keterampilan SDM di lokus CoE Kampung KB di Kabupaten Kulon Progo dalam mendukung program lingkungan sehat keluarga sejahtera di Kampung KB melalui unsur: PKB, Ketua UPPKA, Ketua Bank Sampah, dan Kader Rumah Data Kependudukan.

Walaupun Provinsi DI Yogyakarta saat ini menempati tiga terendah angka stunting di Indonesia, namun upaya kerjasama berbagai sektor tetap perlu dijaga sinergitasnya.

"Stunting itu rupanya harus dikeroyok secara konvergen atau mengerucut disemua lini, semua Kementerian/ Lembaga yang ada kaitannya mengerucut kepada mendukung untuk kualitas SDM
yang representasi kualitas SDM itu dalam hal ini stunting," jelas Hasto mengakhiri sambutan kegiatan workshop.

KEYWORD :

BKKBN Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Hasto Wardoyo Kulon Progo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :