Sabtu, 11/05/2024 10:04 WIB

Gus Muhaimin Ajak Umat Islam Bersatu dalam Perdamaian Dunia

Perang dan keserakahan merugikan Umat Manusia

Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin/Cak Imin)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin menyerukan agar Idul Fitri 1443 Hijriyah menjadi refleksi dalam membangun solidaritas dan persatuan demi terciptanya perdamaian dunia.

Gus Muhaimin pun menyampaikan kegelisahan hatinya melihat kondisi dunia yang tidak baik-baik saja. Banyak manusia hidup dalam ketakutan, kegelisahan, dan kekacauan serta ancaman keamanan akibat peperangan. 

"Ijinkan saya menyampaikan kegelisahan hati yang saya rasakan hari ini. Di tengah-tengah kegembiraan kita menyambut Idul Fitri dan merayakan kemenangan ada sebagian umat islam di dunia justru merasakan sebaliknya. Hidup dalam ketakutan, penderitaan, kecemasan dan ketidakpastian," ujar Gus Muhaimin dalam pidato perataan Idul Fitri yang melalui akun YouTube, Selasa (3/5/2022).

Gus Muhaimin mengatakan, di tengah rasa syukur kita sebagai umat Islam Indonesia yang dapat menjalankan ibadah dengan damai dalam kebhinnekaan suku dan agama, kita belum tenang jika saudara-saudara kita Umat Islam di negara lain tidak dapat menjalankan ibadahnya dengan tenang.

Ia pun mengajak, agar jangan sampai kita berpangku tangan apalagi bergembira, sementara mereka hidup dalam barak-barak pengungsian, makan dengan keterbatasan, tak tidur karena dentuman meriam.

Dalam hadits yang riwayat Muslim, jelas Gus Muhaimin, Rasulullah SAW bersabda bahwa perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi di antara mereka ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggot tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turuut merasakan sakitnya).

"Umat Islam di seluruh dunia tidak dapat berdiam diri melihat dunia yang tidak baik-baik saja, dunia yang terancam, dunia yang belum damai. Umat islam harus lebih aktif membangun perdamaian, keamanan dan kesejahteraan," jelas Gus Muhaimin.

Selanjutnya, Keponakan KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu menjelaskan bagaimana umat manusia di dunia telah berjuang mengatasi bencana kesehatan dan krisis ekonomi selama dua tahun Pandemi.

Tetapi belum lagi ekonomi dan kesejahteraan kita pulih, perang telah terjadi, perang telah merusak tatanan dunia. Perang membuat ekonomi kita terpenjara. Dunia menderita akibat kelangkaan bahan pangan dan energi.

"Masa depan ekonomi menjadi suram akibat kenaikan harga komoditas. dampaknya akan terlalu berat untuk hidup seluruh umat manusia di dunia," ungkapnya.

Secara tegas, Gus Muhaimin meminta agar perang di Ukraina segera dihentikan. Masih banyak cara damai yang bisa ditempuh untuk bisa mengatasi berbagai konflik antar negara.

Perang ini telah membuat saudara-saudara kita umat Islam, baik di Ukraina maupun di Rusia menderita.

Gus Muhaimin menuturkan di Ukraina ada setidaknya 2 juta penduduk muslim dari 46 juta penduduk Ukraina. Di sana ada 200 masjid dan 20 islamic center. Ukraina selama ini adalah negara demokrasi dimana umat Islam bebas menjalankan hak haknya. hari ini mereka hidup dalam ketakutan dan sulit menjalankan ibadah sehari-hari.

"Saya mengetuk hati umat Islam indonesia untuk mengulurkan tangan, memberikan bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara kita di Ukraina," jelas Gus Muhaimin.

Demikian pula di Rusia, Gus Muhaimin menjelaskan setidaknya ada 20-25 juta warga muslim. Mereka sekarang ikut menderita karena sanksi ekonomi yang diterapkan negara-negara barat.

Gus Muhaimin mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk bersama-sama mendorong saudara-saudara kita di Rusia ikut membujuk pemerintah Rusia menghentikan serangan dan menempuh jalan perundingan.

"Insyaallah, dengan pertolongan allah, jalan perundingan antara Ukraina dan Rusia dapat ditempuh dan perdamaian dunia akan dapat diwujudkan," lanjutnya.

Tak lupa pula, Gus Muhaimin mengajak umat Islam dunia memberi perhatian pada nasib Palestina. Penindasan kepada warga Palestina melukai kita semua. Terlalu lama rakyat Palestina menangis dan menderita sudah saatnya anak anak palestina dijamin martabat dan masa depannya.

Jangan lagi ada diskriminasi, jangan lagi ada derita dan air mata. Sekarang lah saatnya perdamaian di palestina kita wujudkan. Karena itu, Palestina memerlukan suara suara kita.

"Karena itu, kita perlu lebih bersatu. Bersuara keras mendesak PBB. Mendesak negara-negara maju untuk bersikap adil sert mengakui kemerdekaan Palestina.

Sebagai negara Asean, lanjut Gus Muhaimin, kita punya tetangga bernama Myanmar, sehingga tidak dapat berpangku tangan melihat umat Islam yang kebetulan bersuku Rohingya diusir dari tanah kelahirannya dan ditindas.

"Kita perlu bersikap. Konflik harus diakhiri dan perdamaian harus dipulihkan kembali," jelas Gus Muhaimin.

Untuk warga Rohingya, Gus Muhaimin mendesak harus dipulihkan hak-haknya sebagai warga negara. Pengungsi Rohingya harus kembali ke rumah dan kampung halamannya. Karena Myanmar adalah negara mereka, tempat mereka lahir dan tempat mereka berpulang dipanggil Sang Ilahi.

"Kita harus lebih aktif membantu mereka dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan, mendesak Pemerintah Indonesia mengambil peran lebih dan mendorong PBB tegas meminta pemerintah myanmar membuka pintunya untuk mereka bisa kembali," kata Gus Muhaimin.

Kemudian untuk Islam di Xinjiang, Gus Muhaimin mengajak untuk mengulurkan tangan dan meminta pemerintah RRT memberikan kehidupan yang layak, bermartabat dan bebas kepada mereka.

Gus Muhaimin pun menegaskan, guru bangsa kita, KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Indonesia pernah menyatakan orang yang benar-benar cinta kepada Islam akan tahu bahwa agama tersebut melarang tindak kekerasan dan hanya mengijinkannya untuk mempertahankan diri jika mereka diusir dari rumah mereka (idzaa ukhrijuu min dhiyaarihim).

"Dengan persatuan umat Islam seluruh dunia dan aktifnya umat Islam, saya yakin tata dunia yang lebih damai, adil dan sejahtera dapat diwujudkan dan dijamin," tuntas Gus Muhaimin.

KEYWORD :

Abdul Muhaimin Iskandar Umat Islam Idul Fitri bersatu perdamaian dunia PKB Ukraina Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :