
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato selama konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia 18 Maret 2022. Agen Foto Host RIA Novosti/Alexander Vilf via Reuters/File Foto
JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan bahwa intervensi negara-negara Barat di Ukraina akan disambut dengan respons militer secepat kilat.
"Negara yang membantu Ukraina yang berpikir untuk ikut campur dalam peristiwa sedang berlangsung dari samping dan menciptakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima bagi Rusia, mereka harus tahu bahwa tanggapan kami terhadap serangan balik akan secepat kilat," kata Putin.
Ancaman perang dari Putin datang ketika Rusia mengklaim pada hari Rabu telah melakukan serangan rudal di Ukraina selatan yang menghancurkan sejumlah besar senjata yang dipasok Barat.
"Kami memiliki semua alat untuk ini yang tidak dapat dibanggakan oleh orang lain," kata Putin kepada anggota parlemen di St Petersburg, secara implisit merujuk pada rudal balistik dan persenjataan nuklir Moskow.
"Kami tidak akan menyombongkannya: Kami akan menggunakannya jika diperlukan dan saya ingin semua orang tahu itu. Kami sudah mengambil semua keputusan tentang ini," sambungnya.
Pemimpin Rusia tidak secara spesifik, tetapi ia baru-baru ini mengawasi keberhasilan uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat, yang diharapkan segera dikerahkan Rusia dengan kemampuan masing-masing untuk membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir.
Putin berjanji untuk menyelesaikan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” untuk merebut wilayah dari Ukraina, yang secara historis dianggap Rusia sebagai milik Rusia.
Rusia Klaim Gagalkan Serangan Pesawat Nirawak Ukraina di Atas Wilayah Moskow, Tidak Ada Kerusakan
Ia menyalahkan negara-negara NATO dan sekutu mereka karena menghasut pertempuran yang saat ini sedang berlangsung di Ukraina.
"Negara-negara yang secara historis mencoba menahan Rusia tidak membutuhkan negara besar yang mandiri seperti kita. Mereka pikir itu berbahaya bagi mereka hanya dengan keberadaannya. Tapi itu jauh dari kebenaran. Merekalah yang mengancam seluruh dunia," kata Putin.
Dengan meluncurkan serangan di Ukraina, pasukan Rusia menetralkan "bahaya nyata dari konflik besar yang akan terjadi di wilayah kami sesuai dengan skenario orang lain," kata Putin.
Ia menuduh NATO berencana menggunakan Ukraina sebagai rute untuk menyerang Rusia melalui semenanjung Krimea, yang dicaplok Moskow pada 2014, dan wilayah perbatasan Donbas timur yang dikuasai separatis.
"Semua tugas operasi militer khusus yang kami lakukan di Donbas dan Ukraina, diluncurkan pada 24 Februari, akan dipenuhi tanpa syarat," kata Putin, menambahkan upaya Barat untuk mencekik Rusia secara ekonomi melalui sanksi telah gagal.
Saat bertemu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres di Moskow pada Selasa (24/6), Putin mengatakan masih berharap dialog dapat mengakhiri konflik di Ukraina.
"Terlepas dari kenyataan bahwa operasi militer sedang berlangsung, kami masih berharap bahwa kami akan dapat mencapai kesepakatan di jalur diplomatik. Kami sedang bernegosiasi, kami tidak menolak," kata Putin.
Kendati demikian, Putin menjelaskan, proses negosiasi telah terjegal oleh tudingan yang menyebut pasukan Rusia membantai warga sipil di Bucha, Ukraina. "Ada provokasi di desa Bucha, yang tidak ada hubungannya dengan tentara Rusia," ungkap Putin.
Ia mengklaim mengetahui siapa yang menyiapkan provokasi semacam itu dan bagaimana mereka menjalankannya. Namun, Putin tak mengungkap secara gamblang siapa pihak yang dimaksud.
Sumber: Aljazeera
KEYWORD :Rusia Vladimir Putin Negara Barat Ukraina