Jum'at, 17/05/2024 10:27 WIB

KTNA Tegaskan Tidak Ada Mafia Benih dan Pupuk

Sofyan tidak menampik akan adanya keluhan petani terkait pupuk subsidi. Namun demikian, hal ini masalahnya bukanlah kelangkaan, tapi memang alokasinya yang kurang sedangkan kebutuhan petani lebih banyak.

Benih. (Foto: mekraf.id)

JAKARTA, Jurnas.com - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor menegaskan, tidak ada praktek mafia benih padi dan jagung. Ia menjamin hal ini karena petani menggunakan benih unggul dan melakukan praktek pemupukan berimbang.

"Harus tegas bahwa tidak ada mafia dan dari mana fakta yang Pak Menteri BUMN, Erik Thohir bahwa ada mafia. Ini substansinya yang harus ada, bukan dukung dan lainnya. Fakta di lapangan tidak ada masalah bibit, tidak ada keluhan petani tentang bibit, harga bibit di pasaran juga normal-normal saja, tidak terdengar ada mafia bibit. Juga tidak ada mafia pupuk," kata Sofyan di Jakarta, Minggu (24/4).

Meski begitu, Sofyan tidak menampik akan adanya keluhan petani terkait pupuk subsidi. Namun demikian, hal ini masalahnya bukanlah kelangkaan, tapi memang alokasinya yang kurang sedangkan kebutuhan petani lebih banyak.

"Tapi kini kan petani sudah memahami bahwa penggunaan pupuk kimiawi terlalu banyak akan merusak lahan dan lingkungan, mulai beralih ke pupuk organik buatan sendiri," sebutnya.

"Petani juga paham mengurangi dosis pupuk kimiawi bertahap diganti pakai kompos karena pupuk komersial memang sedang mahal, bahkan naik dua kali lipat dari kondisi sebelumnya ini karena dampak pasar global yang naik tiga kali lipat," imbuh Sofyan.

Sofyan menekankan mafia itu terjadi apabila ada kekuatan monopoli/oligopoli dalam pasar, yakni pasar tidak bersaing sempurna dan harga menjadi tidak wajar, sementara dalam industri benih padi itu terlibat semua usaha UMKM dan harga yang berlangsung normal-normal saja.

"Kalau memang ada mafia, saya digarda terdepan membasmi dan memberantas habis mafia-mafia itu. Kita semua sepakat bahwa mafialah yang merusak kehidupan petani dan ekonomi nasional," pungkasnya.

Sebelumnya, Erick Thohir menyebutkan ada mafia bibit di sektor pertanian. Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran (Unpad) yang ditayangkan secara virtual, Sabtu (23/4).

Erick menyebut mafia-mafia tersebut menyebabkan bibit yang diterima petani salah sehingga membuat kualitas hasil panen menurun. "Bibit pun ada mafianya. Banyak petani mendapat bibit yang hybrid, yang salah, sehingga ketika tumbuh tidak menghasilkan yang baik," ungkapnya.

Meski demikian, Erick tidak menjelaskan secara rinci siapa mafia-mafia bibit tersebut. Namun ia mengerahkan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk memperketat pengawasan dan mendampingi agar kualitas bibit yang diberikan kepada petani terjamin.

KEYWORD :

KTNA Nasional Mafia Benih Erik Thohir Yadi Sofyan Noor




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :