Sabtu, 20/04/2024 09:55 WIB

Iran Kecam Sikap Diam atas Kejahatan Israel terhadap Palestina

Standar ganda dan sikap diam beberapa pemerintah dan organisasi internasional terhadap Palestina memberanikan rezim apartheid Israel lebih melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian. (Foto: Tasnim News Agency)

TEHRAN, Jurnas.com – Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian mengecam standar ganda dan sikap diam sejumlah pemerintah dan organisasi internasional terhadap Palestina.

Amirabdollahian pada Rabu mengirim surat terpisah kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam Taha Hussein, dan para menteri luar negeri negara-negara Islam.

Dalam surat tersebut, Amirabdollahian mengatakan, standar ganda dan sikap diam beberapa pemerintah dan organisasi internasional terhadap Palestina memberanikan rezim apartheid Israel lebih melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina.

Ia juga menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang peristiwa baru-baru ini di Palestina termasuk kejahatan Israel dan penodaan kiblat pertama umat Islam dan serangan brutal terhadap jemaah Palestina yang berpuasa dan penangkapan ratusan dari mereka.

Amirabdollahian mengatakan bahwa setiap penistaan dan penodaan tempat-tempat suci yang dihormati oleh umat Islam dan menyakiti perasaan umat Islam dan negara-negara Muslim adalah tercela dan tidak dapat ditoleransi.

Lebih lanjut, ia mengutuk dalam istilah terkuat tindakan terbaru Zionis sebagai tanda mencolok dari kebijakan keji tetap rezim Zionis yang bertujuan untuk mengubah identitas al-Quds.

Amirabdollahian menekankan, Iran  telah terus mendukung perjuangan pembebasan dan perlawanan rakyat Palestina sebagai komponen yang tidak berubah dari kebijakan luar negerinya dalam rangka mewujudkan hak-hak penuh rakyat Palestina.

Menteri luar negeri Iran lebih lanjut mendukung komunike 15 April 2022 dari Sekretariat Organisasi Kerjasama Islam mengenai perkembangan terakhir di Palestina.

Ia mengatakan standar ganda dan sikap diam beberapa pemerintah dan organisasi internasional terhadap Palestina mendorong rezim apartheid Israel untuk mengintensifkan tindakan tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia dan juga hak kemanusiaan rakyat Palestina.

Menggarisbawahi perlunya tindakan segera dan tegas masyarakat internasional dan PBB untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam mendukung perlawanan rakyat Palestina, Amirabdollahian meminta PBB menempatkan perkembangan yang telah terjadi di Palestina dalam dua minggu terakhir dalam agenda langsungnya.

Ia akhirnya menekankan, pembentukan perdamaian abadi dan adil di kawasan itu hanya mungkin melalui penghentian total pendudukan Palestina, kembalinya semua pengungsi ke tanah air mereka, penentuan sistem pemerintahan masa depan Palestina berdasarkan a referendum di mana semua penduduk utama berpartisipasi, dan akhirnya pembentukan pemerintah Palestina yang independen dan inklusif dengan al-Quds sebagai ibukotanya sesuai dengan peta jalan politik yang didaftarkan oleh Iran di Sekretariat PBB.

Ketegangan berkobar di Palestina dalam beberapa hari terakhir setelah polisi Israel menggerebek kompleks Masjid al-Aqsa.

Setidaknya 170 warga Palestina telah terluka dan ratusan lainnya ditangkap sejak pasukan Israel melancarkan serangan ke kompleks masjid untuk hari keempat berturut-turut pada hari Rabu.

Sementara itu, ratusan warga Palestina telah memprotes pasukan Israel yang membobol Masjid al-Aqsha, meneriakkan slogan-slogan dan menyerukan dukungan Arab dan internasional untuk jamaah Masjid al-Aqsha dan mereka yang berada di wilayah pendudukan yang menghadapi kekerasan Israel yang intensif terhadap warga Palestina.

Sumber: Tansim News Agency 

KEYWORD :

Iran Hossein Amirabdollahian Kejahatan Israel terhadap Palestina Sekjen PBB Antonio Guterres




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :