Sabtu, 20/04/2024 14:35 WIB

Aneh tapi Nyata, Tiga Hewan Ini Jadi Senjata Perang Dingin

Meski tidak ada kontak senjata antara kedua belah pihak yang berselisih, ternyata perang ini menyisakan sejumlah fakta unik dan menarik, yaitu penggunaan hewan sebagai senjata, alat uji coba, hingga mata-mata.

Pesawat Hustler era Perang Dingin milik Angkatan Udara AS (Foto: Daily Star)

London, Jurnas.com - Perang Dingin menandai perebutan kekuasaan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet pada 12 Maret 1947 hingga 26 Desember 1991.

Meski tidak ada kontak senjata antara kedua belah pihak yang berselisih, ternyata perang ini menyisakan sejumlah fakta unik dan menarik, yaitu penggunaan hewan sebagai senjata, alat uji coba, hingga mata-mata.

Dikutip dari Daily Star pada Minggu (17/4), berikut ini tiga hewan yang dimanfaatkan selama Perang Dingin:

1. Beruang

Amerika Serikat (AS) kebingungan saat hendak menempatkan pilot uji coba untuk menerbangkan pesawat Convair B-58 Hustler. Pesawat pengebom ramping ini dirancang untuk mengguli pesawat tempur Soviet pada awal 1960-an, dengan membawa hingga lima bom nuklir dengan kecepatan lebih dari 1.000 mil per jam.

Setelah beberapa kali diskusi untuk merekrut pengangguran di balik kemudi pesawat, muncul ide unik dari komandan Angkatan Udara AS untuk memanfaatkan beruang yang diberikan obat-obatan tertentu.

Beruang-beruang itu diberi obat-obatan berat lalu dimasukkan ke dalam kompartemen awak pesawat pengebom mutakhir, dan dilengkapi dengan serangkaian sensor sebelum dikeluarkan dari pesawat dengan kecepatan tinggi.

Ajaibnya, sebagian besar beruang selamat. Hanya satu beruang yang mati selama uji coba, akibat kondisi otak yang membuat binatang malang itu tidak mampu menahan tekanan ejeksi.

Tes dinyatakan sukses, tetapi sayangnya keunggulan Hustler dilawan oleh pesawat rudal anti-udara Soviet jarak jauh, hingga akhirnya proyek itu dihentikan pada tahun 1970.

2. Kucing

Beruang bukan satu-satunya hewan yang dipaksa bekerja keras selama Perang Dingin. CIA memunculkan proyek Acoustic Kitty, yakni memanfaatkan kucing untuk memata-matai pejabat Soviet.

Caranya, intel AS menyewa dokter hewan untuk menanamkan mikrofon kecil ke telinga kucing, yang terhubung ke pemancar radio mini yang tersembunyi di balik bulunya.

Dalam uji coba awal, kucing mata-mata Amerika dikerahkan di taman Washington DC dengan harapan dapat menangkap obrolan antara dua pejabat dari kedutaan Rusia terdekat. Sayangnya hewan itu berjalan ke arah yang salah dan beberapa di antaranya terlindas kendaraan.

Robert Wallace, mantan Direktur Kantor Layanan Teknis CIA, membantah proyek itu gagal. Dia menyebut usai gagal uji coba, alat perekam itu dikeluarkan dari kucing, sehingga binatang malang itu dijahit ulang untuk kedua kalinya, dan hidup panjang umur setelahnya.

3. Ayam

Hewan ketiga ialah ayam. AS merancang Proyek Blue Peacock dengan menanam 10 ranjau darat nuklir di Jerman, yang akan diluncurkan jika divisi lapis baja Soviet meluncur ke Eropa barat.

Rencananya, AS menanam ranjau monster dengan kekuatan masing-masing sekitar setengah bom Nagasaki, lalu dapat diledakkan jarak jauh oleh tentara Inggris.

Namun, ada kekhawatiran perangkat elektronik detonator pada pertengahan 1950-an tidak tahan terhadap musim dingin.

Sebuah proposal tahun 1957 dari fasilitas penelitian senjata di Aldermaston menyarankan untuk menggunakan ayam hidup. Ayam disebut akan menghasilkan panas tubuh yang cukup untuk memastikan bom tetap beroperasi.

Ayam-ayam itu ditempatkan ke dalam kompartemen khusus di dalam tambang, dan diberi benih agar mereka tetap hidup dan berhenti mematuk kabel. Setiap ayam akan bertahan sekitar seminggu, menurut bunyi proposal itu.

Rencana itu baru dibuka pada 1 April 2004. Karena dianggap aneh, banyak orang mengira itu adalah lelucon April Mop.

"Ini memang tampak seperti April Mop tetapi tentu saja tidak. Pegawai Negeri Sipil tidak bercanda," kata Tom O`Leary, kepala pendidikan dan interpretasi di Arsip Nasional saat itu.

KEYWORD :

Perang Dingin Amerika Serikat Uni Soviet Fakta Unik Senjata Hewan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :