Selasa, 10/12/2024 03:36 WIB

Jepang Bawa 20 Pengungsi Ukraina dalam Penerbangan Khusus

Hayashi ikut menjemput para pengungsi Ukraina di Polandia, untuk dievakuasi ke Jepang. Hayashi terbang dengan penerbangan terpisah sesaat sebelum 20 orang pengunsi tersebut tiba.

Pesawat khusus pemerintah (atas) yang mengangkut pengungsi Ukraina tiba di bandara Haneda di Tokyo pada 5 April 2022. (Foto: Reuters/Kyodo)

TOKYO, Jurnas.com - Jepang menerbangkan 20 pengungsi Ukraina ke Tokyo pada Selasa (5/4). Penerbangan ini merupakan bentuk dukungan negara yang telah lama enggan menerima orang asing itu untuk membantu Ukraina.

Sebanyak 20 pengungsi itu berada dalam rentang usia antara 6 tahun hingga 66 tahun, dan 15 di antaranya adalah wanita. Merekabukan pertama yang tiba di Jepang sejak Rusia menginvasi tanah air mereka pada 24 Februari. tetapi yang pertama diterbangkan dengan pesawat khusus pemerintah dalam perjalanan yang diatur oleh Menteri Luar Negeri JepangYoshimasa Hayashi.

"Pemerintah Jepang berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal kepada 20 warga Ukraina ini untuk membantu mereka hidup dengan rasa damai di Jepang, meskipun mereka jauh dari negara asal mereka," kata Hayashi kepada wartawan di Polandia.

Hayashi ikut menjemput para pengungsi Ukraina di Polandia, untuk dievakuasi ke Jepang. Hayashi terbang dengan penerbangan terpisah sesaat sebelum 20 orang pengunsi tersebut tiba.

Penyiar nasional NHK menunjukkan kedatangan mereka dalam siaran langsung. Pesawat mereka ditunjukkan di landasan sementara 20 orang menjalani tes COVID-19 di atas pesawat.

Jepang yang secara etnis homogen telah lama waspada terhadap migran asing meskipun populasi yang menua dan kekurangan tenaga kerja kronis, tetapi jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan Jepang memberikan perlindungan kepada Ukraina.

Para pengungsi itu bergabung dengan hampir 400 pengungsi Ukraina lainnya yang telah tiba sejak invasi Rusia.

Pada 2020, ekonomi terbesar ketiga di dunia hanya menerima 47 pengungsi dan menerima 44 lainnya untuk alasan kemanusiaan atau sekitar 1 persen dari total aplikasi.

Sekutu setia Amerika Serikat (AS), Jepang, mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menerapkan berbagai sanksi.

Sebagian besar warga Ukraina memasuki Jepang dengan visa 90 hari yang kemudian dapat mereka ubah menjadi visa khusus satu tahun yang memungkinkan mereka untuk bekerja.

Pejabat pemerintah tidak mengatakan mengapa 20 orang itu dipilih untuk penerbangan khusus, dengan alasan masalah privasi. Pemerintah belum mengatakan apakah akan melakukan lebih banyak penerbangan khusus untuk pengungsi Ukraina.

KEYWORD :

Jepang Pengungsi Ukraina Penerbangan Khusus Yoshimasa Hayashi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :