Kamis, 25/04/2024 22:22 WIB

Maksimalkan Penyerapan KUR, Kementan Launching Aplikasi Pelaporan KUR Pertanian

Serapan KUR Pertanian 2020 mencapai 1,9 juta debitur dan realisasi kredit Rp 55,30 triliun dari target 50 triliun. 

epal Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus menggenjot penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai pembiayaan alternatif di sektor pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas.

Untuk mendukung hal itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) meluncurkan aplikasi pelaporan KUR Pertanian saat Training Of Trainer (TOT) Sistem Pengelolaan Taxi Alsintan, Rabu, (23/3).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang membuka pelatihan ini melalui virtual zoom, mengatakan serapan KUR Pertanian sangat membanggakan.

"Serapan KUR Pertanian 2020 mencapai 1,9 juta debitur dan realisasi kredit Rp 55,30 triliun dari target 50 triliun. Pada 2021 mencapai 2,6 juta debitur dan realisasi kredit Rp 85,61 triliun dari target Rp 70 triliun," jelasnya.

Mantan gubernur yang berhasil memimpin Sulawesi Selatan itu menyampaikan, target KUR Pertanian 2022 sebesar Rp 90 triliun. Ia pun berharap melalui fasilitas KUR ini petani dapat menggunakan Alsintan sebagai upaya modernisasi pertanian.

Kementan terus berupaya meningkatkan level mekanisasi pertanian melalui program Taxi Alsintan. Melalui program ini, petani bisa memiliki Alsintan sendiri, atau secara bersama-sama dengan pembiayaan melalui fasilitasi bantuan KUR Pertanian.

"Perubahan konsep berpikir pertanian Indonesia harus terus digulirkan agar mencapai pertanian maju, mandiri, dan modern. Selain produktivitas, efisiensi dan kualitas harus naik. Kinerja pertanian yang sudah bagus harus dipertahankan, di antaranya melalui program Taxi Alsintan ini," ujarnya.

Ia juga meminta BPPSDMP memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge ataupun pemberdayaan. "Manfaatkan kesempatan ini, karena KUR Pertanian sebagai salah satu alternatif pembiayaan yang tepat," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, dalam kesempatan ini menjelaskan, BPPSDMP bekerja sama dengan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, telah membuat Aplikasi Pelaporan KUR Pertanian yang terintegrasi dengan database Simluhtan.

"Aplikasi ini untuk diisi oleh Penyuluh, Petani, Petani milenial/DPM-DPA, serta P4S yang telah mengakses dana KUR," katanya.

Dedi menjelaskan, aplikasi ini bertujuan untuk mendata penyuluh, petani, petani milenial, dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang telah mengakses KUR.

"Serta bermanfaat untuk mentracing alumni pelatihan dan dampak pelatihan yang melibatkan Akses KUR untuk peningkatan usahataninya," katanya.

Melalui program TOT ini pula diharapkan produktivitas, efisiensi, hingga kualitas akan meningkat signifikan. Dedi menegaskan, krisis pangan dunia sebagai imbas dari pandemi COVID-19 dan perubahan iklim global.

"Kondisi pertanian Indonesia sangat bagus menghadapi berbagai masalah pangan dunia. Kondisi COVID-19 belum tahu kapan akan selesai. Untuk itu, inovasi harus terus dilakukan disertai dengan penerapan teknologi yang maju," tutup Dedi.

KEYWORD :

Kredit Usaha Rakyat Dedi Nursyamsi Taxi Alsintan Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :