Jum'at, 26/04/2024 07:38 WIB

Menag Yaqut Sebut Pencegahan Stunting Perintah Agama

Kegiatan pencegahan stunting bagi calon pengantin sebenarnya adalah perintah agama bukan hanya perintah negara.

Press Conference Launching Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan 3 Bulan sebagia Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin di Bantul, Jumat (11/3).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) melauncing Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan 3 Bulan sebagia Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin di Bantul, Jumat (11/3).

Program yang digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencan Nasional (BKKBN) penting untuk memastikan setiap calon pengantin/calon pasangan usia subur (Catin/Calon PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Dalam arahannya, Gus Yaqut mengatakan, kegiatan pencegahan stunting bagi calon pengantin sebenarnya adalah perintah agama bukan hanya perintah negara.

"Kalau perintah agama masihlah kadang-kadang orang mau melanggar-langgar itu masih banyak, tapi ini adalah perintah agama supaya tidak ada lagi pelanggaran. Ini harus ditegaskan," kata Gus Yaqut.

Ia mengatakan, menyiapkan generasi terbaik itu adalah perintah agama. "Karena itu mari kita sama-sama konsen dengan penurunan stunting di Indonesia. Jadi, jangan hanya menjadi tanggung jawab BKKBN atau Kementerian Agama (Kemenag), tapi ini harus menjadi tanggung jawab semua," ujarnya.

Gus Yaqut, yang juga merupakan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan, penurunan stunting harus dilakukan dengan cara berkolaborasi, termasuk dengan ormas-ormas Islam lainnya.

"Karena kalau tidak dilakukan dengan kolaborasi, penurunan stunting juga akan mengalami hambatan-hambatan yang tidak mudah. Kolaborasi bisa dilakukan siapa saja. Hari ini BKKBN dengan Kemenag bisa juga nanti dengan ormas-ormas Islam," ujarnya.

Ia juga menegaskasn bahwa ketahanan keluarga merupakan fondasi bernegara. Karena itu, keluarga menjadi palang pintu utama untuk menciptakan generasi yang mampu berkompetisi di masa-masa yang akan datang.

"Kita tak mau generasi kita ke depan pendek, secerak intelektual terbatas, dan sakit-sakitan. Karena itu, keluarga menjadi palang pintu utama untuk menciptakan generasi yang mampu berkomeptisi di masa-masa yang akan datang," tegasnya.

Terkait dengan pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah, Kepada BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan, remaja Indonesia saat ini 37 persen anemia (Hemoglobin/Hb kurang dari 11,5 persen) dan setelah menikah anemia 45 persen.

"Ketika ibu hamilnya anemia ternyata bayi yang dikandungnya tidak subur dan akhirnya menjadi stunting. Stunting kerugiannya ada tiga, yakni  pendek, intelektuannya rendah, dan mudah sakit-sakitan setelah usia 40 tahun," ujar Hasto.

Menurut Hasto, remaja putri yang anemia 37 persen kalau dilakukan pemeriksaan (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan kadar Hb) tiga bulan sebelum menikah, maka dalam waktu tiga bulan tersebut mampu mengkoreksi anemia.

"Kalau kita mau minum tablet tambah darah itu butuh tiga bulan kurang lebih untu menaikkan Hb. Kemudian perempuan yang lingkar lenganya kurang dari 23,5 cm boleh menikah, tapi kalau mau hamil harus dinaikkan gizinya terlebih dulu," ujar Hasto.

Di tempat yang sama, Bupati Kabupaten Bantul, H. Abdul Halim Muslih mengatakan, pencegahan stunting merupakan bagian dari misi Kabupaten Bantul melalui program pemberdayaan berbasis masyarakat pedukuhan (dusun).

"Kami telah mengalokasikan dana sebesar Rp 50 juta setiap pedukuhan dengna total anggaran 46,5 miliar, yang di antaranya digunakan untuk pencegahan stunting di tingkat pedukuhan," ujarnya.

"Kami juga meminta secara khusus kepada lurah untuk memantau wargarnya dan mengalokasikan anggaran untuk pencegahan stunting di level pedesaan," sambungnya.

Ia menyadari, pencegahan stunting ini tidak dapat dilakukan BKKBN, Kemenag dan pemerintah daerah saja. Namun, pemencegahan stunting membutuhkan sinergitas dari semua elemen masyarakat untuk dapat membahu-bahu mewujudkan anak-anak yang sehat.

KEYWORD :

Yaqut Cholil Qoumas Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Gus Yaqut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :