Minggu, 12/05/2024 12:50 WIB

Indonesia Terpilih sebagai Penerima Transfer Teknologi Vaksin mRNA

Dari Asia, yang baru saja diumumkan hari ini, adalah Indonesia Bangladesh, Pakistan dan Vietnam

Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi bersama Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan keterangan pers terkait alih teknologi mRNA. (Foto: Kemenlu)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi mengumumkan bahwa Indonesia terpilih sebagai salah satu negara penerima alih teknologi vaksin mRNA.

"Hari ini Dirjen WHO (Tedros Adhanom Ghebreyesus) telah mengumumkan melalui press briefing yang juga saya hadiri secara in person bahwa Indonesia telah dipilih sebagai salah satu negara penerima alih teknologi vaksin mRNA," kata Retno saat memberikan keterangan pers, Kamis (24/2).

Dari total 25 pernyataan minat alih teknologi yang diterima WHO, beberapa negara yang telah menerima alih teknologi ini, yaitu enam dari Afrika (Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Tunisia dan Afrika Selatan, satu dari Eropa (Serbia), dua dari Amerika Latin (Argentina dan Brazil).

 

"Dari Asia, yang baru saja diumumkan hari ini, adalah Indonesia Bangladesh, Pakistan dan Vietnam. Sementara, Korea Selatan berperan sebagai pendukung training center," kata Retno.

Retno juga meyampaikan apresiasi terpilihnya Indonesia sebagai salah satu penerima transfer teknologi mRNA.

"Saya menyampaikan, Indonesia adalah negara yang sejak awal menyerukan kesetaraan akses terhadap vaksin, termasuk melalui alih teknologi dan know-how kepada negara berkembang," katanya.

Ia juga menyampaikan, Bio Farma sebagai pihak yang menjadi mitra di dalam negeri merupakan produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi lebih dari 3,2 miliar dosis per tahun dan Biofarma memproduksi 14 jenis vaksin dan  mengekspor ke 150 negara.

"Kemampuan Indonesia di bidang teknologi mRNA akan membantu pemenuhan kebutuhan domestik/kawasan atas vaksin berbasis mRNA serta pengembangan dan pembuatan obat terapi," ujarnya.

Program WHO ini dilaksanakan di bawah mRNA vaccine technology transfer hub atau Pusat Alih Teknologi mRNA, guna mendorong alih teknologi secara luas dan cepat ke beberapa negara.

Terpilihnya Indonesia menjadi salah satu penerima transfer teknologi mRNA merupakan bukti kepercayaan dunia terhadap kapasitas
Indonesia, khususnya Bio Farma sebagai penerima alih teknologi.

Teknologi mRNA ini adalah teknologi paling mutakhir untuk mengembangkan vaksin dalam waktu paling singkat dan teknologi ini tidak mudah untuk dikuasai.

Sebagai penerima alih teknologi, Indonesia akan mendapatkan pelatihan teknis pada skala industri, tata cara pengembangan vaksin
skala laboratorium/klinis dan teknik quality control serta lisensi yang terkait.

Alih teknologi merupakan salah satu jalan untuk memastikan, sekali lagi, kesetaraan akses vaksin dan obat-obatan bagi semua negara,
terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah. "Kita benar-benar berharap kerja sama ini akan dapat mempersempit kesenjangan vaksin," ujarnya.

Melalui alih teknologi, kapasitas kawasan dan lokal akan meningkat sehingga dapat menjadi solusi dalam memastikan kesetaraan akses,
dan mendorong ketersediaan pasokan vaksin global.

"Tentunya kita berharap transfer teknologi ini dapat berkontribusi bagi upaya membangun ketahanan kesehatan nasional untuk jangka panjang," kata Retno.

Dan transfer teknologi ini merupakan langkah awal dari berbagai langkah lain yang akan terus dilakukan pemerintah untuk membangun sistem ketahanan kesehatan yang lebih kuat," sambungnya.

 

KEYWORD :

Alih Teknologi Vaksin mRNA Retno Marsudi Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :