Senin, 29/04/2024 23:21 WIB

Geopolitik Bung Karno, Hasto: Lawan Imprealisme Ciptakan Perdamaian dan Keadilan

Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia

Hasto Kristiyanto, Mahasiswa Doktoral Unhan RI / Sekjen DPP PDI Perjuangan

Jakarta, Jurnas.com - Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto merangkum sejumlah implementasi pemikiran geopolitik Proklamator Kemerdekaan RI, Ir. Soekarno (Bung Karno) dalam simposium nasional, Sabtu (19/2/2022).

"Bung Karno membawa misi melawan kolonialisme hingga mendorong dunia yang adil," kata Hasto memulai ulasannya dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Sukarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara.

Secara garis besar, ada enam poin pemikiran geopolitik Bung Karno yang dipaparkan Hasto pada kesempatan itu:

Pertama, Irian Barat dapat dibebaskan dari kolonialisme Belanda.

Kedua, kepemimpinan Indonesia diakui dunia. 

Ketiga, membawa Angkatan Perang Republik Indonesia terkuat di bumi selatan.

Keempat, mengajukan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB.

Kelima, mendapat gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan dalam Konferensi Islam Asia Afrika 1965.

Keenam, mengubah tata dunia yang tidak lagi terbagi dalam dua blok besar, antara Blok Barat dan Blok Timur.

"Bung Karno membangun kekuatan bangsa-bangsa baru yang membangun koeksistensi damai dan bercita-cita mewujudkan tata dunia yang lebih demokratis dan berkeadilan," jelas Hasto. 

Politikus asal Yogyakarta itu menjelaskan, sebenarnya ada beberapa aspek yang melatari Bung Karno mengimplementasikan pemikirannya itu.

Pertama, pemikiran Bung Karno didasari ideologi Pancasila yang berintikan kemanusiaan, internasionalisme, keadilan, dan penghormatan kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.

Kemudian, Bung Karno ingin membangun tata dunia baru, di mana Pancasila menjadi tahapan lebih lanjut, bahkan puncak dari ideologi-ideologi besar yang ada saat itu.

"Pemikiran Bung Karno berdasarkan postulat bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme," kata Hasto.

Hasto juga menilai Bung Karno ingin membangun solidaritas antarbangsa untuk mengedepankan koeksistensi damai menghadapi realitas dunia yang anarkistis.

Lalu, Bung Karno juga memperjuangkan struktur dunia yang demokratis, sederajat dan berkeadilan, berbeda dengan geopolitik barat yang melakukan intervensi kedaulatan dengan atas nama demokrasi.

Di sisi lain, lanjut Hasto, pemikiran geopolitik Soekarno merupakan falsafah bagi kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

Dalam mewujudkan kepemimpinan itu, tambah Hasto, supremasi ilmu pengetahuan dan teknologi dikedepankan, antara lain melalui kebijakan perguruan tinggi sebagai City of Intellect.

"Terakhir, ada korelasi antara pemikiran geopolitik Soekarno dalam memperjuangan kepentingan nasional Indonesia melalui diplomasi luar negeri dan diplomasi pertahanan di dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme," tandas Hasto.

KEYWORD :

Geopolitik Bung Karno Imprealisme Hasto Kristiyanto Unhan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :