Jum'at, 26/04/2024 05:29 WIB

Pakar dan Ahli Gizi: Indonesia Harus Konsumsi Air Berkualitas Berkelanjutan

dua per tiga komposisi tubuh merupakan air, dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh zat gizi lain

Webinar tentang kesehatan dan pemenuhan kebutuhan air yang sehat (Foto: tangkap layar)

Jakarta, Jurnas.com - Para pakar kesehatan dan ahli gizi mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar membiasakan diri meminum air mineral yang bergizi dari sumber berkelanjutan.

"Air merupakan zat gizi dengan kontribusi terbesar dalam tubuh," ujar Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah dalam webinar Safe and Sustainable Water for Quality Life yang diadakan SEAFAST Center-LPPM IPB bersama dengan Danone-Aqua pada Senin (14/2/2022).

Diskusi itu melibatkan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia.

"Sebanyak dua per tiga komposisi tubuh merupakan air, dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh zat gizi lain," jelas Prof. Dr. Herdinsyah. 

Ia mengingatkan, setiap orang sangat memerlukan air sebagai salah satu zat gizi utama. Air berperan penting dalam pencernaan, metabolisme, dan berbagai kerja sel-sel tubuh untuk menjaga kondisi dan fungsi tubuh agar tetap baik dan sehat.

"Tubuh tidak bisa memproduksi air, kebutuhan air perlu terpenuhi melalui konsumsi cairan dengan jumlah yang cukup dan berkualitas agar tubuh dapat berfungsi secara optimal," jelasnya.

"Hidrasi sehat  akan  mengoptimalkan proses pencernaan dan metabolisme pada tubuh kita untuk hidup sehat," lanjut Prof. Hardinsyah.

Lebih lanjut dikatakan, mineral merupakan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan mineral tubuh bervariasi dan masing-masing mineral memiliki kontribusi yang penting dalam membantu kerja metabolisme tubuh.

Air mineral, jelas Hardinsyah, memiliki keunikan kandungan mineral alami dari alam yang baik untuk dikonsumsi dan memberikan banyak manfaat bagi metabolisme tubuh.

Sejalan dengan hal tersebut, Peneliti Senior SEAFAST Center – LPPM IPB, Prof. Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi menjelaskan untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi setiap orang untuk mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal.

Air minum, jelas Prof. Ratih, adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup, khususnya bagi manusia. Makanya air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu (quality) tertentu.

"Quality air itu diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ketika diminum, serta memenuhi syarat keamanan (safety) yakni tidak mengandung cemaran biologi, kimia maupun fisik dalam jumlah yang melebihi persyaratan," jelas Prof. Ratih.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat jangan tertipu. Sebab walaupun tampak bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, air masih mungkin tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Hal itu dapat berasal dari pencemaran lingkungan, kegiatan pertanian, kegiatan domestik, serta pengendalian proses yang kurang baik.

Di Indonesia, lanjut Prof. Ratih, air minum dalam kemasan yang memenuhi standar nasional yang mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian yang baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat, serta penanganan dan/atau pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran.
 
Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi.

Hal ini diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli, dan hanya 11.9% rumah yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi
 
Oleh karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama.

Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, turut menjelaskan bahwa untuk menjawab isu terkait keberlanjutan air saat ini dan di masa mendatang, Danone-Aqua berkomitmen untuk mengejawantahkan Danone Water Policy di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana pabriknya beroperasi.
 
“Berbagai upaya kolaboratif dapat kita lakukan untuk terus memastikan agar kualitas dan kuantitas air dapat terus terjaga, serta terjamin ketersediaannya," ujarnya.

Dikatakan bahwa kegiatan itu melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat. Juga mengembangkan berbagai inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian air berbasis DAS, memperkaya keanekaragaman hayati untuk memastikan ekosistem di sekitar sumber air tetap terjaga.

"Kami juga mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan untuk menjaga kualitas air yang meresap ke tanah, melakukan efisiensi dan menjaga sirkularitas air pada proses produksi kami, serta memberikan akses air bersih terhadap masyarakat," jelas Ratih.

"Berbagai inisiatif tersebut juga bertujuan agar Danone-AQUA dapat mencapai target positive water impact, dimana kami akan mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2030 mendatang,” tuntas Ratih.
 
South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center  - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor adalah pusat studi yang diamanatkan oleh IPB untuk mengembangkan dan menggunakan ilmu dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu, gizi dan keamanan pangan.

Fokus kegiatan SEAFAST Center adalah melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, layanan analisis, pelatihan dan konsultasi, serta diseminasi hasil-hasil penelitian melalui seminar dan publikasi yang dikelompokan ke dalam 5 (lima) bidang, yaitu : Mutu dan Keamanan Pangan ; Gizi dan Kesehatan; Diversifikasi Pangan ; Kelapa Sawit ; serta Sensori.

KEYWORD :

IPB air kesehatan zat gizi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :