Sabtu, 20/04/2024 09:31 WIB

Kepala BKKBN: Penanganan Stunting Butuh Uluran Tangan Semua Pihak

Keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting sebagai tanaman kering saat berbuah buahnyatidak normal.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mendampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk melihat pemeriksaan kesehatan calon pengantin di Pondopo Cede, Kabupaten Boyolali, Rabu 29 Desember 2021. (Foto: Supianto/ Jurnas.com))

Jakarta, Jurnas. com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, mempercepat penurunan stunting membutuhkan uluran tangan dari semua pihak.

"Percepatan penurunan stunting memang butuh turun tangan semua pihak," kata Hasto dalam sambutannya di sela penyerahan bantuan beras Fortivikasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Jumat (11/2).

Hasto mengapresiasi terobosan Perum Bulog menghadirkan beras fortivikasi yang mengandung beberapa mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn) yang dibutuhkan untuk menekan angka stunting.

"Ini satu hal yang sangat strategis karena sebetulnya risiko untuk melahirkan anak stunting itu ada pada keluarga pasangan usia subur (PUS), yang banyak sekali anemia karena hemoglobinnya rendah," kata Hasto.

Hasto mengibaratkan keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting sebagai tanaman kering saat berbuah buahnyatidak normal. "Dengan demikian kalau disiram dengan beras ini, maka suburlah semua dalam keluarga dan melahirkan anak yang tidak stunting," kata Hasto.

Menurut Hasto, beras fortivikasi ini menyelesaikan masalah karena tidak mudah memberikan obat atau tablet tambah darah untuk dibagikan kepada ibu-ibu dan remaja apalagi yang mau nikah karena membutuhkan kesadaran dan minum tabel tambah darah seperti punya beban tersendiri.

Terakhir, Hasto berharap bantuan beras fortivikasi Perum Bulog ini mampu mempercepat penurunan stunting Timor Tengah Selatan. "Saya doakan Timor Tengah Selatan dengan kebersamaan kita semua itu akan cepat mengalami penurunan stunting," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, Bulog Peduli Gizi merupakan wujud nyata Perum Bulog di tengah masyarakat dalam mendukung penurunan prevalensi Balita BGM (Bawah Garis Merah) yang merupakan generasi emas penerus bangsa.

"Wujud nyata Perum Bulog di tengah masyarakat untuk mendukung penurunan prevalensi Balita BGM melalui penyediaan bahan pangan sehat, seimbang serta terjaminnya keamanan bagi balita, salah satunya melalui beras Fortivit," jelas Febby.

Febby menambahkan, terobosan fortifikasi produk pangan seperti pada garam, tepung terigu, minyak dan beras yang telah dikembangkan saat ini sangat bermanfaat guna meningkatkan kualitas nutrisi di makanan.

"Contoh nyatanya seperti yang telah dilakukan Bulog pada Beras Fortivit, dan Bulog siap mendukung dan menjadi partner dalam penyediaan bahan pangan pokok berfortifikasi," katanya.

Adapun bantuan yang diberikan pada kesempatan ini sebanyak 11.460 kg untuk 191 jiwa di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Bantuan beras ini  akan diberikan selam 6 bulan dan dievaluasi.

KEYWORD :

beras fortivit Bulog Peduli Hasto Wardoyo BKKBN penanganan stunting




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :