Jum'at, 17/05/2024 15:18 WIB

HNW Minta Penutupan Museum Holocaust Demi Menjaga Kerukunan Beragama di Indonesia

Selain kejahatan kemanusiaan zionis Israel terhadap Masjid alAqsha dan rumah-rumah peribadatan dari kalangan umat Islam, zionis Israel juga melakukan kejahatan keagamaan terhadap warga Kristiani Palestina.

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW). (Foto: MPR)

Jakarta,- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mengkritisi dukungan terhadap berdirinya Museum Holocaust di kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Kristiani. Yaitu di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, pada 27 Januari 2022.

"Di tengah kesadaran kolektif masyarakat internasional, membela Palestina dari teror dan penjajahan Israel terhadap Bangsa Palestina baik yang beragama Islam maupun Kristiani. Dengan tegas Presiden Jokowi, Pemerintah dan Parlemen RI mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Maka Bupati Minahasa semestinya tidak mendukung berdirinya Museum Holocaust di Tondano yang sangat erat dengan whitewashing penjarahan dan penjajahan Israel terhadap Palestina,” demikian dinyatakan pria yang akrab disapa HNW ini melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (6/2/2022).

Anggota Komisi VIII DPR RI ini mengingatkan agar semua pihak lebih serius menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia dengan tidak terjebak oleh manuver pihak Israel dalam menutupi tindak kejahatannya terhadap rakyat Palestina dengan beragam latar agamanya, baik kalangan Muslim maupun Kristen. 

Sekitar 50% dari Muslim Palestina sampai sekarang juga diaspora menyebar di berbagai Negara dan Benua. Demikian juga Warga Kristiani Palestina. Zionis Israel juga menyasar mereka, sehingga pada tahun 1948, saat penjarahan itu memproklamasikan negara Israel, sekitar 50.000an Warga Kristiani Palestina terusir dari Palestina.

Pada 1948 saat berdirinya negara penjajah Israel, 86% penduduk Betlehem adalah Warga Palestina Kristiani. Tapi tahun 2012 warga Kristiani penduduk Betlehem tinggal 12%, di tengah mayoritas mutlak penjajah Israel.

Maka wajar kata Hidayat bila diantara pejuang kemerdekaan Palestina juga tokoh dari kalangan Kristiani seperti George Habash pendiri Front Rakyat Untuk Pembebasan Palestina, juga Nayef Hawatmeh.

Mereka bersama Pejuang Palestina Muslim melawan penjajahan zionis Israel, yang telah merusak suasana kehidupan beragama yang damai dan toleran diantara warga Palestina naik Muslim maupun Kristiani. Dan telah menghadirkan teror, penjarahan serta penjajahan terhadap warga Palestina baik yang muslim maupun Kristiani.

Selain kejahatan kemanusiaan zionis Israel terhadap Masjid alAqsha dan rumah-rumah peribadatan dari kalangan umat Islam, zionis Israel juga melakukan kejahatan keagamaan terhadap warga Kristiani Palestina.

"Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang menolak penjajahan, mendukung kemerdekaan dan perdamaian serta toleransi antar umat beragama, maka wajarnya, kita semuanya bersama pemerintah, ikut memberikan solidaritas, membela saudara-saudara kita di Palestina," ujar HNW.

Bukan hanya Muslim Palestina saja yang menjadi korban teror dan penjajahan Zionis Israel, melainkan warga juga yang beragama Kristen.

Semuanya baik Muslim maupun Kristiani, sama-sama menjadi korban kejahatan kemanusiaan yang terus dipraktekkan pihak Zionis Israel, pihak yang mengaku menjadi korban dari holocaust, dan yang menjadikan holocaust sebagai alibi untuk mendapatkan simpati publik dan legitimasi kolonialisme mereka atas Palestina baik Muslim maupun Kristiani.

Membuka Museum Holocaust di Indonesia, yang kerukunan beragama antar warganya berjalan baik, di samping bahwa Indonesia tidak meratifikasi Deklarasi Stockholm Tahun 2000 mengenai Antisemitisme serta segala turunannya yang dipromosikan oleh IHRA (International Holocaust Remembrance Alliance), serta Indonesia yang mendukung Palestina merdeka menolak penjajahan Israel, semestinyalah bila Museum Holocaust sebagai alat propaganda bagi negara zionis Israel, dihentikan.

"Agar kerukunan antar umat beragama Islam dan Kristiani di Indonesia tetap terjaga, tidak terkoyak akibat manuver dari kelompok zionis dan pendukung-pendukungnya, sebagaimana terjadi di Palestina,” tegas HNW.

HNW menyampaikan agar warga Indonesia umumnya dan Sulawesi Utara khususnya, tidak lupa bahwa komitmen Indonesia mendukung kemerdekaan serta menentang segala bentuk penjajahan adalah komitmen historis dan konstitusional yang telah disepakati oleh seluruh elemen bangsa.

Sejarah mencatat bahwa Piagam Jakarta yang jadi pembukaan UUD 1945 dengan Alinea 1 mencantumkan mendukung kemerdekaan dan menolak segala bentuk penjajahan, itu juga dibuat dan disetujui oleh tokoh Kristen dari Sulawesi Utara yaitu Mr. A.A. Maramis.

Pun pada masa selanjutnya ketika Bung Karno tidak mengundang israel hadir dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan justru mengundang tokoh Palestina, juga tidak ada tokoh Kristiani yang mempermasalahkan hal itu.

"Artinya sejarah Bangsa Indonesia mencatat bahwa para tokoh Kristen pendiri bangsa setuju dengan prinsip dan sikap negara Indonesia untuk mendukung Palestina merdeka dan menolak penjajahan Israel. Jadi sikap kenegarawan itulah yang mestinya menjadi pegangan kita semua, agar terus bisa menjaga harmoni, toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia,” ungkap HNW.

HNW menyarankan kepada Bupati Minahasa agar merealisasikan solidaritas nyata terhadap nasib dan perjuangan umat Kristen Palestina, khususnya, dengan menutup Museum Holocaust di Tondano.

Apalagi museum itu dibuka atas kerja sama dengan Museum Yad Vashem Israel yang dipimpin Dani Dayan, seorang tokoh besar pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat, yang ditolak oleh PBB.

Dan dalam konteks sikap resmi Negara dan Parlemen Indonesia, seharusnya peristiwa holocaust juga tidak membuat kita menjustifikasi teror, penjajahan dan kejahatan Israel terhadap saudara-saudara kita di Palestina baik yang Muslim maupun Kristen.

"Oleh karena itu seharusnya Bupati Minahasa segera mengakhiri aktivitas Museum Holocaust di Tondano, agar tak ditunggangi pihak-pihak tertentu untuk menghadirkan simpati dan dukungan bagi normalisasi dengan Israel. Penutupan itu juga perlu dilakukan agar tak mengganggu kerukunan antar umat beragama di Indonesia, dan demi menjaga toleransi terhadap sikap Umat Islam dan Negara dalam menjalankan amanat sejarah dan konstitusi negara Indonesia yang menolak penjajahan dan mendukung perjuangan Palestina Merdeka baik yang warganya beragama Islam maupun Kristiani,” tutup HNW.

KEYWORD :

Kinerja MPR Hidayat Nur Wahid Museum Holocaust Israel Palestina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :