Jum'at, 19/04/2024 09:57 WIB

China Akhinrya Izinkan Kepala HAM PBB Kunjungi Xinjiang

Amerika Serikat (AS) telah menuduh China melakukan genosida di Xinjiang, dan pengadilan tidak resmi dan independen yang berbasis di Inggris telah memutuskan bahwa Beijing memang bersalah atas genosida.

Menara pengawas di fasilitas keamanan tinggi dekat kamp yang diduga pendidikan ulang bagi etnis minoritas Muslim di luar Hotan di wilayah Xinjiang, China. (Foto: Greg Baker/AFP)

Beijing, Jurnas.com - China telah setuju untuk mengizinkan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR), Michelle Bachelet untuk mengunjungi Xinjiang pada paruh pertama tahun 2022 setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh China melakukan pelanggaran besar-besaran terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lainnya di wilayah barat Xinjiang, termasuk penahanan massal, penyiksaan dan kerja paksa.

Amerika Serikat (AS) telah menuduh China melakukan genosida di Xinjiang, dan pengadilan tidak resmi dan independen yang berbasis di Inggris telah memutuskan bahwa Beijing memang bersalah atas genosida.

Beijing membantah semua tuduhan pelecehan terhadap Uighur dan Muslim Turki lainnya dan telah menggambarkan kebijakannya diperlukan untuk memerangi ekstremisme agama.

Bachelet telah melakukan negosiasi dengan China untuk kunjungan ke wilayah tersebut sejak September 2018.

Kementerian luar negeri China, misi China untuk PBB di New York, dan PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar.

South China Morning Post mengutip sumber yang mengatakan, persetujuan untuk kunjungan setelah berakhirnya Olimpiade Musim Dingin Beijing, yang berlangsung pada 4 hingga 20 Februari, diberikan dengan syarat perjalanan tersebut harus "bersahabat" dan tidak dibingkai sebagai penyelidikan.

Dilaporkan juga bahwa Beijing juga dipahami telah mendesak untuk menunda dalam rilis laporan UNHCR mendatang tentang Xinjiang sampai Olimpiade selesai.

Seperti pada tahun 2008, Olimpiade kembali menyoroti catatan hak asasi manusia China, yang menurut para kritikus telah memburuk sejak saat itu, mendorong boikot diplomatik dari Amerika Serikat dan negara-negara lain.

"Tidak seorang pun, terutama diplomat hak asasi manusia terkemuka dunia, harus tertipu oleh upaya pemerintah China untuk mengalihkan perhatian dari kejahatannya terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uyghur dan komunitas Turki lainnya," kata Direktur China di Human Rights Watch, Sophie Richardson mengatakan kepada kantor berita Reuters dalam sebuah pernyataan email pada Jumat.

Pakar dan kelompok hak asasi PBB memperkirakan lebih dari satu juta orang, terutama dari Uighur dan minoritas Muslim lainnya, telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir.

Amerika Serikat dan banyak sekutunya, termasuk Inggris, Kanada, Australia, Jepang, dan Denmark, mengatakan mereka tidak akan mengirim delegasi diplomatik resmi ke pertandingan itu sebagai protes terhadap catatan hak asasi manusia China.

KEYWORD :

China UNHCR Michelle Bachelet Xinjiang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :