Sabtu, 27/04/2024 07:41 WIB

Astaga! Muncul Sub-Varian Omicron, Diklaim Lebih Menular

Para ilmuwan terus mencermati sub-varian varian Omicron virus corona, untuk menentukan bagaimana kemunculannya dapat memengaruhi penyebaran pandemi di masa depan.

Ilustrasi virus corona (Foto: Lizabeth Menzies/AFP)

London, Jurnas.com - Para ilmuwan terus mencermati sub-varian varian Omicron virus corona, untuk menentukan bagaimana kemunculannya dapat memengaruhi penyebaran pandemi di masa depan.

Varian awal Omicron telah menjadi jenis virus yang dominan dalam beberapa bulan terakhir. Tapi otoritas kesehatan Inggris mengidentifikasi ratusan kasus dari versi terbaru, yang dijuluki BA.2. Dikatakan, sub-varian ini menyebar relatif cepat.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengidentifikasi lebih dari 400 kasus di Inggris dalam 10 hari pertama bulan ini, dan telah mengindikasikan varian terbaru telah terdeteksi di sekitar 40 negara lain, terhitung sebagian besar kasus terbaru di beberapa negara termasuk India, Denmark dan Swedia.

UKHSA mengindikasikan pada Sabtu (22/1), bahwa mereka telah menetapkan sub-garis keturunan BA.2 sebagai varian yang sedang diselidiki (VUI), karena kasus-kasusnya terus meningkat. Di Inggris, garis keturunan BA.1 saat ini tetap dominan.

Pihak berwenang menggarisbawahi bahwa "masih ada ketidakpastian seputar signifikansi perubahan pada genom virus", yang memerlukan pengawasan karena secara paralel, kasus dalam beberapa hari terakhir menunjukkan peningkatan tajam dalam insiden BA.2 terutama di India dan Denmark.

"Yang mengejutkan kami adalah kecepatan sub-varian ini, yang telah beredar luas di Asia, telah menguasai Denmark," kata ahli epidemiologi Prancis Antoine Flahault kepada kantor berita AFP dikutip dari Aljazeera pada Minggu (23/1).

Para ilmuwan harus mengevaluasi bagaimana virus terus berevolusi dan bermutasi. Inkarnasi terbarunya tidak memiliki mutasi spesifik yang digunakan untuk melacak dan membandingkan BA.1 dengan Delta, strain yang sebelumnya dominan.

BA.2 belum ditetapkan sebagai varian kekhawatiran, tetapi Flahault mengatakan masyarakat dunia harus waspada terhadap perkembangan terbaru ketika para ilmuwan terus meningkatkan pengawasan.

"(Prancis) memperkirakan lonjakan kontaminasi pada pertengahan Januari. Itu tidak terjadi dan mungkin itu karena sub-varian ini, yang tampaknya sangat menular tetapi tidak lebih ganas dari BA.1," terang dia.

"Yang menarik bagi kami adalah jika (sub-varian) ini memiliki karakteristik yang berbeda dari BA.1 dalam hal penularan dan tingkat keparahan," lanjut dia.

Hingga saat ini, hanya segelintir kasus BA.2 yang muncul di Prancis tetapi negara tersebut memantau perkembangan saat kasus tersebut menyebar ke seluruh Channel.

Flahault, Direktur Institut Kesehatan Global Universitas Jenewa, meminta masyarakat tidak panik, melainkan waspada karena saat ini ada kemungkinan tingkat keparahan kasus BA.2 sebanding dengan varian klasik kasus Omicron.

KEYWORD :

Sub Varian Omicron Virus Corona Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :