Politik Uang (ilustrasi)
Jakarta - Momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) disebut bagaikan `lingkaran setan`. Sebab, kontestasi Pilkada kerap menjadi awal mula terjadinya politik uang yang berujung kepada tindak kejahatan korupsi.
Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris menyampaikan, meski pagelaran Pilkada sebagai `lingkaran setan` praktik politik uang nyata, tetapi sangat susah dibuktikan. Dimana, praktek politik uang sudah terjadi dari hulu sampai ke hilir."Ini kan semacam `lingkaran setan`. Saat calon butuh kendaraan dan dana kampanye, dia harus punya uang. Saat dia membutuhkan uang, para pengusaha hitam datang membantu, tentunya dengan syarat. Saat dia perlu pengakuan dan suara instan, dia sebar uang ke pemilih," terang Fahira, melalui rilisnya, Jakarta, Jumat (9/12).Lantas, lanjut Fahira, seorang kepala daerah yang terpilih dengan cara menggunakan politik uang, terpaksa melakukan tindak kejahatan korupsi guna mengembalikan modal kampanye.
Ikuti Update jurnas.com di
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
KEYWORD : Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Pilkada Serentak 2017 Politik Uang


























