Jum'at, 19/04/2024 11:01 WIB

MA Selidiki Dugaan Rencana Pembantaian Muslim di India

Mahkamah Agung (MA) India akhirnya turun tangan dalam kasus dugaan rencana pembantaian (genosida) Muslim, yang digelar dalam sebuah pertemuan tertutup bulan lalu.

Muslim India melakukan ibadah solat (Foto: Aljazeera)

Delhi, Jurnas.com - Mahkamah Agung (MA) India akhirnya turun tangan dalam kasus dugaan rencana pembantaian (genosida) Muslim, yang digelar dalam sebuah pertemuan tertutup bulan lalu.

Intervensi MA muncul pasca munculnya sebuah petisi yang menuntut sejumlah pemimpin agama Hindu, yang diduga berada di balik rencana pembantaian tersebut.

Tiga hakim Mahkamah Agung pada Rabu (12/1) mengatakan bahwa mereka memberi tahu pemerintah negara bagian Uttarakhand, untuk menyelidiki kasus itu minggu depan.

Menurut pengaduan polisi, para pemimpin agama meminta umat Hindu mempersenjatai diri untuk membunuh Muslim selama pertemuan di kota suci utara Haridwar, di Uttarakhand, pada Desember tahun lalu.

Dikutip dari Aljazeera, polisi telah menanyai tersangka atas ujaran kebencian tersebut, tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan.

Sebelumnya, video pertemuan pemuka agama Hindu memicu kemarahan, dan menuntut pemerintah untuk bertindak tesas. Dalam sebuah potongan video, seorang pembicara meminta tidak perlu khawatir masuk penjara karena membunuh Muslim.

"Bahkan jika hanya seratus dari kita menjadi tentara dan membunuh dua juta dari mereka, kita akan menang. Jika Anda berdiri dengan sikap ini saja maka Anda akan mampu melindungi `sanatana dharma` (suatu bentuk mutlak Hinduisme)," ujar perempuan dalam video.

Negara bagian Uttarakhand diperintah oleh Partai Bharatiya Janata Party (BJP), yang naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2014, dan telah menyebabkan lonjakan serangan terhadap Muslim dan minoritas lainnya.

Petisi yang diajukan oleh pensiunan Hakim Anjana Prakash menyatakan bahwa pidato yang dibuat di jemaah pemimpin agama Hindu "menimbulkan ancaman besar tidak hanya bagi persatuan dan keutuhan negara kita tetapi juga membahayakan kehidupan jutaan warga Muslim,".

Selama ini Muslim India menjadi sasaran diskriminasi dan penganiayaan agama di bawah pemerintahan BJP, yang menurut para kritikus bertujuan untuk meminggirkan Muslim dan membuat kembali India yang sekuler dan demokratis menjadi negara Hindu.

Presiden Jamiat Ulama-i-Hind, organisasi sosial-keagamaan Muslim terbesar di India, menuduh pemerintah menutup mata terhadap ujaran kebencian terhadap komunitas Muslim.

Bulan lalu, polisi India menangkap seorang pemimpin agama Hindu, Kalicharan Maharaj, karena diduga membuat pidato yang menghina pemimpin kemerdekaan India Mohandas Gandhi dan memuji pembunuhnya.

Gandhi ditembak mati oleh seorang ekstremis Hindu selama pertemuan doa di ibu kota India pada tahun 1948, karena ia menyerukan persatuan Hindu-Muslim selama pembagian anak benua India oleh penguasa kolonial Inggris pada tahun 1947 ke India dan Pakistan.

Di negara bagian Haryana di utara, yang juga diperintah oleh BJP, warga Hindu bulan lalu mencoba melarang umat Islam melakukan salat Jumat, dengan meneriakkan slogan-slogan keagamaan dan mencela jamaah di hadapan keamanan polisi yang ketat.

Pada November lalu, kelompok garis keras Hindu membakar rumah mantan menteri luar negeri Muslim, Salman Khurshid, yang membandingkan jenis nasionalisme Hindu yang berkembang di bawah Modi dengan `kelompok ekstremis` seperti ISIL (ISIS).

KEYWORD :

Pembantaian Muslim India Praktik Genosida Kekerasan Beragama




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :