Sabtu, 27/04/2024 01:59 WIB

Pemerintah Diminta Waspada Kenaikan Inflasi 2022 Lewat Makanan dan Minuman

Secara umum laju inflasi tahun lalu memang cukup terkendali, namun kalau dilihat lebih rinci ada yang harus diwaspadai, yaitu terjadi kenaikan inflasi yang signifikan pada kelompok makanan dan minuman. Tren ini harus dikendalikan agar tidak terus berlanjut.

Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel. (Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah harus dapat mewaspadai laju inflasi di 2022. Apalagi, harga kebutuhan sehari-hari naik terlalu cepat, sehingga dapat mengakibatkan inflasi yang tidak terkendali.

Hal itu sebagaimana diutarakan Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, Jumat (7/1).

“Secara umum laju inflasi tahun lalu memang cukup terkendali, namun kalau dilihat lebih rinci ada yang harus diwaspadai, yaitu terjadi kenaikan inflasi yang signifikan pada kelompok makanan dan minuman. Tren ini harus dikendalikan agar tidak terus berlanjut,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pada tahun 2022, sejumlah tarif dan harga gas LPG, tarif listrik, tarif tol, cukai rokok, bahkan kebijakan menghapus BBM jenis Premium dan Pertalite bisa mempersulit masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Oleh karena itu, politisi NasDem ini mengingatkan kembali pemerintah harus bertindak dengan hadir memberikan perlindungan kepada masyarakat.

Di sisi lain, Gobel mengingatkan jika nilai penghasilan masyarakat tidak bertambah signifikan, namun diiringi dengan harga kebutuhan sehari-hari tidak terkendali terutama jelang Ramadan, kemungkinan akan menimbulkan petaka.

“Di mana kenaikan harga akan semakin memberatkan masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti karyawan dan pegawai negeri sipil,” jelasnya.

Gobel menambahkan, situasi ini perlu ditangani dengan tepat agar tidak memperparah kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang sedang berusaha pulih dari pandemi.

“Kenaikan upah tahun ini kan tidak besar, kalau harga-harga bahan pokok tidak turun-turun, tentu akan memberatkan masyarakat pekerja,” tandasnya.

Sebagai informasi, BPS memaparkan per Desember tahun 2021, inflasi tahunan mencapai 1,87 persen. Di mana, kenaikan harga pada kelompok makanan dan minuman menyumbang kontribusi inflasi terbesar sebanyak 3,20 persen.

Mayoritas penyumbang inflasi di antaranya bawang merah, beras, bayam, kangkung, minyak goreng, telur ayam ras, ikan segar, cabai merah, dan daging ayam ras.

Lonjakan harga tersebut terasa selama dua bulan terakhir, di mana Indeks Harga Konsumen (IHK) di kelompok makanan dan minuman ini, masing-masing naik 0,84 persen pada November dan 1,61 persen pada Desember tahun 2021.

KEYWORD :

Warta DPR Rachmat Gobel inflasi ekonomi NasDem BPS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :