Sabtu, 20/04/2024 16:13 WIB

BKKBN Kolaborasi dengan Rumah Zakat Atasai Masalah Stunting

Rumah Zakat sendiri memiliki Program Rumah Gizi, yang tujuannya juga untuk menekan angka stunting melalui pemenuhan kebutuhan gizi anak di beberapa desa yang menjadi wilayah binaannya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menerima audiensi sekaligus pemaparan program-program terkait Pencegahan Penurunan Stunting dari Rumah Zakat yang dilaksanakan di Ruang NKKBS pada Selasa (4/1).

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyambut baik kerja sama Rumah Zakat dangan BKKBN dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia.

"Kita bisa bekerja sama tapi perlu dipikirkan apa fokus, apa yang spesifik, dan deskriptif kerja samanya, jangan hanya MoU seolah-olah goalsnya MoU saja. Apa yang dikerjasamakan harus mudah diukur dan dievaluasi," kata Hasto dalam keterangannya diterima Jurnas.com, Kamis (6/1).

Hasto mengatakan hal itu saat menerima audiensi sekaligus pemaparan program-program terkait Pencegahan Penurunan Stunting dari Rumah Zakat yang dilaksanakan di Ruang NKKBS pada Selasa (4/1).

Hasto mengatakan, program Rumah Zakat sangat inline dengan BKKBN.

Rumah Zakat sendiri memiliki Program Rumah Gizi, yang tujuannya juga untuk menekan angka stunting melalui pemenuhan kebutuhan gizi anak di beberapa desa yang menjadi wilayah binaannya.

"Program Rumah Gizi itu sangat beririsan dengan Program BKKBN, yaitu DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). Ini sangat terdukung dengan adanya Rumah Gizi, output yang ditargetkan juga sangat baik," kata Hasto.

Hasto mengatakan, banyak yang bisa dikerjasamakan antara BKKBN dengan Rumah Zakat. "Kita lebih ke specific descriptive, Rumah zakat menjadi bapak asuh anak stunting kuratifnya. BKKBN juga punya data stunting by name by address yang bisa digunakan Rumah Zakat," kata Hasto.

CEO Rumah Zakat, Nur Effendi mencatat sudah ada 82 desa bebas stunting di desa berdaya. Desa bebas stunting di Kabupaten Indramayu sudah berhasil menurunkan stunting.

"Data Tahun 2021 sudah tidak ada kasus stunting baru," katanya.

Hasil survei kaksus gizi balita versi Studi Status Gizi (SSGI) hingga 2021, stunting di Kabupaten Indramayu menurun drastis di angka 14,4 persen. Sebelumnya prevalansi pada 2019 tercatat 29,19 persen.

"Selain desa bebas stunting, program desa berdaya, kami juga ada desa ramah lansia dan desa wisata," kata Effendi.

"Desa bebas stunting ini intervensi gizi, sasarannya yakni balita, ibu hamil dan ibu menyusui, upgrade kompetensi Kesehatan terkait gizi. Desa ramah lansia kami mau mewujudkan lansia sehat aktif, dan produktif," ujarnya.

KEYWORD :

Hasto Wardoyo BKKBN Rumah Zakat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :