Kamis, 16/05/2024 15:54 WIB

Kongres MUI Lahirkan Resolusi Jihad Ekonomi Umat

Kongres Ekonomi Umat II Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang diselenggarakan di Jakarta pada 10-12 Desember 2021, melahirkan Resolusi Jihad Ekonomi Umat.

Penandatangan Resolusi Jihad Ekonomi Umat oleh sejumlah pemangku kepentingan yang merupakan Hasil Kongres Ekonomi Umat Islam II (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kongres Ekonomi Umat II Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang diselenggarakan di Jakarta pada 10-12 Desember 2021, melahirkan Resolusi Jihad Ekonomi Umat.

"Kongres Ekonomi Umat ini fokus bagaimana umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas juga bisa memiliki peran serta secara optimal dan maksimal dalam ekonomi Indonesia," ujar Ketua Steering Commite Kongres Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim pada Minggu (12/12).

Meskipun umat Islam merupakan mayoritas, namun penguasaan ekonomi masih dipegang oleh kelompok minoritas. Kondisi itu membuat keprihatinan sendiri bagi umat Islam dan melahirkan gerakan yang fokus pada pemberdayaan ekonomi umat.

"Kita sangat memahami bahwa kesulitan, kefakiran, kemiskinan bisa menyebabkan kekufuran atau kesesatan. Ini merupakan jihad kita, para alim ulama di MUI, masyarakat yang peduli pada ekonomi umat Islam agar bisa keluar dari kondisi kesulitan itu," terang Lukman.

Resolusi Jihad Ekonomi Umat terdiri dari sembilan poin antara lain gerakan produksi dan belanja nasional; mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia; mengoptimalkan Ziswaf untuk menggerakkan ekonomi umat; menghadirkan lembaga penjaminan nasional syariah untuk usaha ultra mikro dan mikro yang mudah, murah dan aman.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, M Azrul Tanjung, mengapresiasi kerja keras Presiden Joko Widodo yang telah mendistribusikan 4 juta hektare lahan kepada umat dari 12 juta hektar yang dijanjikan.

"Presiden juga memiliki komitmen mengalokasikan 30 persen kredit bagi UMKM dan yang tak kalah penting komitmen Presiden menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia," kata Azrul.

Azrul juga menegaskan jangan biarkan terjadinya intoleleran ekonomi terhadap umat Islam yang mayoritas di Tanah Air.

Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan, mengatakan hasil Kongres Ekonomi Umat yang pertama pada 2017 lalu menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia.

"Kongres Ekonomi Umat kedua ini juga demikian, penguatan sumber daya manusia melalui resolusi jihad ekonomi. Ada dua hal yang perlu dikuatkan yakni kecakapan hidup dan kompetensi nonteknis (soft skill). Ini merupakan dua kekuatan yang penting untuk saat ini," kata Amirsyah.

Kekuatan nonteknis merupakan kekuatan untuk menggalang sinergi, sumber daya manusia dan sumber daya alam yang luar biasa. Amirsyah juga menekankan perlunya menjaga sumber daya alam Indonesia yang ada untuk kesejahteraan rakyat.

Kongres Ekonomi Umat II ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Dalam sambutannya, Wapres menekankan bahwa ekonomi syariah yang ingin dibangun adalah ekonomi yang inklusif.

"Kita ingin melihat pertumbuhan ekonomi yang dapat mengurangi ketimpangan, baik dari sisi pendapatan, gender, maupun wilayah," kata Wapres.

Agar usaha syariah dapat lebih berkembang, diperlukan penyemaian pelaku usaha melalui program pengembangan terpadu. Perluasan usaha syariah perlu ditopang oleh program penyemaian pelaku usaha melalui pusat-pusat inkubasi bisnis di berbagai daerah.

KEYWORD :

Resolusi Jihad Ekonomi Umat Kongres MUI Azrul Tanjung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :