Kamis, 25/04/2024 18:08 WIB

WHO: Produsen Vaksin COVID-19 Patut Dipuji

WHO sedang mempelajari penularan dan tingkat keparahan varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Foto: Reuters)

JENEWA, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pembuat vaksin COVID-19 patut dipuji karena merencanakan kemungkinan perlunya menyesuaikan produk mereka untuk menawarkan perlindungan terhadap varian Omicron.

Juru bicara WHO, Christian Lindmeier mengatakan, badan PBB yang berbasis di Jenewa tersebut, sedang mempelajari penularan dan tingkat keparahan varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu.

Lindmeier, mengoreksi pernyataan yang dibuat sebelumnya pada briefing PBB di Jenewa, mengatakan "terpuji" bahwa produsen vaksin mulai merencanakan ke depan dan merencanakan kemungkinan untuk menyesuaikan vaksin yang ada.

"Bagus, tidak hanya menunggu sampai bel alarm terakhir berbunyi," kata dia dikutip dari Reuters.

Berbicara kepada Reuters Next pada hari sebelumnya, CEO BioNTech Ugur Sahin mengatakan perusahaannya akan dapat mengadaptasi vaksinnya secara relatif cepat dalam menanggapi Omicron dan beberapa minggu ke depan akan menunjukkan betapa mendesaknya peningkatan diperlukan.

"Saya percaya pada prinsipnya pada titik waktu tertentu kita akan membutuhkan vaksin baru untuk melawan varian baru ini," kata Sahin.

Ilmuwan Afrika Selatan yang mempelajari wabah Omicron percaya bahwa gejalanya tidak terlalu parah bagi mereka yang terinfeksi ulang COVID-19 oleh varian baru atau terinfeksi setelah vaksinasi, kata seorang ilmuwan terkemuka, Kamis.

Maria van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengatakan pada Rabu bahwa badan tersebut diharapkan memiliki lebih banyak informasi tentang penularan varian Omicron baru "dalam beberapa hari".

"Masih akan memakan waktu dan jangan terburu-buru mengambil kesimpulan di sini," kata Lindmeier pada hari Jumat.

"Data awal, dan kami telah mengatakan itu sejak beberapa waktu lalu, menunjukkan bahwa ada penularan yang lebih tinggi. Tapi hanya itu yang pada dasarnya kami miliki sejauh ini," katanya.

Delta tetap menjadi varian dominan secara global, terhitung lebih dari 90 persen infeksi, kata Lindmeier.

"Jadi Omicron mungkin sedang naik daun, dan kami mungkin sampai pada titik di mana ia mengambil alih untuk menjadi varian dominan, tetapi pada titik ini varian yang sangat dominan tetap Delta," katanya.

"Pembatasan yang diberlakukan di banyak negara hanya dua minggu lalu, penutupan ekonomi lagi, penguncian di beberapa daerah, penutupan pasar Natal di beberapa bagian Eropa, ini dilakukan sebelum Omicron karena peningkatan kasus Delta. Jangan sampai ini terlewatkan," imbuhnya.

KEYWORD :

Afrika Selatan Varian B11529 Omicron WHO Christian Lindmeier




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :