Sabtu, 27/04/2024 01:26 WIB

Air Galon Guna Ulang Disebut Aman dan Belum Pernah Sebabkan Penyakit

Belum pernah ada orang terkena penyakit kanker karena mengkonsumsi air kemasan galon guna ulang.

Dokter spesialis onkologi Bajuadi pada acara webinar yang bertajuk Keamanan Menggunakan Air Galon Guna Ulang di Tengah Isu BPA, Selasa (16/11).

JAKARTA, Jurnas.com - Dokter spesialis Onkologi, Bajuadji mengatakan, belum pernah menemukan ada pasien yang mengalami penyakit kanker karena mengkonsumsi air minum dalam kemasan galon guna ulang.

Demikian disampaikan pada acara webinar yang bertajuk "Keamanan Menggunakan Air Galon Guna Ulang di Tengah Isu BPA", Selasa (16/11).

Bajuadji menjelaskan, kanker merupakan sekelompok penyakit yang ditandai pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal yang dapat menyebabkan kematian.

Kanker pun, kata dia, dibagi dua, yaitu yang solid (padat) seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker paru, tulang, prostat, dan yang nonsolid seperti kanker darah (leukemia).

Disampaikan, penyeb kanker sendiri ada berasal dari dalam dan dari luar. Menurutnya, faktor internal ini paling dominan, dimana 85 persen keganasan kanker itu diturunkan secara genetik, sehingga terjadi kegagalan repair dari sel DNA ke gen yang akan menjadi gen abnormal yang menetap. Ini yang akan menjadi sel kanker.

Sedang dari faktor eksternal atau lingkungan bisa disebabkan zat kimia, radiasi, sinar ultraviolet atau zat karsinogen misalnya zat pewarna, atau formalin yang ada pada makanan yang memicu terjadinya keganasan.

"Jadi, penyebab kanker yang paling utama adalah faktor genetik. Kedua faktor lingkungan misalkan kebiasaan merokok, minum alkohol, terpapar sinar ultraviolet dari matahari, radiasi ionisasi," jelas Bajuadji

"Kemudian faktor makanan yang mengandung zat kimia yang bersifat karsinogen seperti zat pewarna dan formalin. Ada juga karena virus dan karena penggunaan hormon sehingga terjadi ketidakseimbangan hormone," sambungnya.

Yang jelas, kata dia, belum pernah ada orang terkena penyakit kanker karena mengkonsumsi air kemasan galon guna ulang. "Jujur, saya sendiri belum pernah ada pasien yang datang karena riwayat penggunaan air galon isi ulang kemudian mengakibatkan terjadinya kelainan pada tubuhnya atau kelainan pada organ yang lain," katanya.

"Belum pernah ada untuk kasus keganasan (kanker) atau gangguan pencernaan pada orang dewasa itu yang datang berobat ke rumah sakit tempat saya praktek karena mengkonsumsi air galon," tambahnya.

Sokter spesialis kebidanan dan kandungan Alamsyah Azis, yang juga hadir pada webinar mengatakan belum ada seorang ibu hamil yang janinnya terganggu kesehatannya hanya karena mengkonsumsi air galon guna ulang.

Dia mengatakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan janin itu adalah asupan gizi. "Artinya, apa yang dimakan yang dikonsumsi oleh ibu ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dari janin itu sendiri," ujarnya.

Adapun yang menjadi faktor resiko yang bisa membahayakan ibu dalam kehamilan, kata Alamsyah adalah kebiasaan merokok, meminum alkohol, penyakit yang sudah diidap ibu terutama penyakit jantung, diabetes, dan keadaan trauma.

"Jadi, saya belum pernah menemukan dari pasien saya ada keluhan karena mengkonsumsi air galon guna ulang," tukasnya.

Pakar pangan dari Universitas Trilogi Hermawan Seftiono mengatakan, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terbukti tidak ada migrasi Bisfenol A (BPA) yang terdapat dalam botol Policarbonat (PC) yang ditempatkan pada suhu ruangan 23 derajat celcius selama 24 jam.

Sedang jika botol terkena paparan matahari suhu berkisar 30 derajat celcius selama 7 jam hanya ada migrasi sebesar 0,0257 ppm. Sementara jika diisi air panas 100 derajat celcius selama 30 menit paparan migrasinya mencapai 0,0495 ppm.

Sampel-sampel air botol PC itu diambil sebanyak 5 ml lalu diukur absorbannya pada panjang gelombang 275 nm sebanyak 3 kali pengukuran. Itu jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM yaitu 0,6 bpj.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri, Hermawan juga mengatakan, air galon guna ulang ini telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi karena migrasi BPA-nya hanya 0,033 bpj atau jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM yaitu 0,6 bpj.

Selain itu, menurut Hermawan, jika sudah memiliki ijin edar, berarti produk air galon guna ulang itu pasti sudah memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Artinya, sudah melewati aturan pengujian berdasarkan yang ada di laboratorium yang sudah berakreditasi.

"Jadi, sebenarnya dengan memakai air galon yang telah memenuhi standar SNI, produk itu sudah aman untuk dikonsumsi," katanya.

KEYWORD :

Air Galon Guna Ulang Keamanan Pangan Bisfenol A Bajuadji




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :