
Polisi berdiri di jalan selama protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, pada 3 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Stringer)
New York, Jurnas.com - Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths memperingatkan pada Senin (8/15) bahwa situasi kemanusiaan di Myanmar memburuk. Lebih dari 3 juta orang membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan jiwa karena konflik yang berkembang dan ekonomi yang gagal.
Griffiths mengatakan dalam sebuah pernyataan, situasi di barat laut Myanmar sangat mengkhawatirkan ketika pertempuran meningkat antara militer Myanmar dan Pasukan Pertahanan Chinland di negara bagian Chin dan militer Myanmar dan Pasukan Pertahanan Rakyat di wilayah Magway dan Sagaing. .
"Lebih dari 37.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, baru saja mengungsi, dan lebih dari 160 rumah telah dibakar, termasuk gereja dan kantor organisasi kemanusiaan," kata Griffiths.
Dia mengatakan serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk pekerja dan fasilitas kemanusiaan, dilarang di bawah hukum humaniter internasional dan harus segera dihentikan.
Dewan Keamanan PBB juga bertemu secara tertutup pada Senin untuk membahas Myanmar. Pertemuan itu bertepatan dengan peringatan pertama pemilihan kembali pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang kemudian digulingkan militer dalam kudeta 1 Februari.
Menjabat Empat Periode Sebagai PM Bangladesh, Hasina Akhirnya Lari dan Berlindung di India
"Jajak pendapat itu dianggap bebas dan adil oleh pengamat domestik dan internasional," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Senin. "PBB mengulangi seruannya kepada militer untuk menghormati kehendak rakyat dan mengembalikan negara ke jalur transisi demokrasi."
Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki kepada wartawan, Inggris meminta pertemuan dewan karena sangat prihatin dengan peningkatan aksi militer di barat laut negara itu.
"Kami khawatir bahwa ini lebih mencerminkan aktivitas yang kami lihat empat tahun lalu menjelang kekejaman yang dilakukan di Rakhine terhadap Rohingya," ujarnya.
Myanmar menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan keras militer tahun 2017 terhadap Rohingya yang memaksa lebih dari 730.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
Myanmar membantah genosida dan mengatakan angkatan bersenjatanya secara sah menargetkan gerilyawan yang menyerang pos polisi.(Reuters)
KEYWORD :Kemanusiaan Myanmar Memburu Bentrok