Kamis, 25/04/2024 13:45 WIB

Vaksinasi COVID-19 Lemot, Duterte Ancam Hukum Pejabat

Filipina, yang memiliki salah satu epidemi COVID-19 terburuk di Asia, sejauh ini telah sepenuhnya mengimunisasi lebih dari sepertiga dari 77 juta orang yang memenuhi syarat untuk disuntik.

ICC mengizinkan penyelidikan menyeluruh terhadap kampanye anti-narkotika Presiden Rodrigo Duterte. (Foto: AFP)

MANILA, Jurnas.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengatakan, pejabat pemerintah daerah akan dihukum karena gagal mencapai target vaksinasi COVID-19.

Filipina, yang memiliki salah satu epidemi COVID-19 terburuk di Asia, sejauh ini telah sepenuhnya mengimunisasi lebih dari sepertiga dari 77 juta orang yang memenuhi syarat untuk disuntik.

Duterte mengatakan tidak ada alasan mengapa vaksinasi harian tidak dapat ditingkatkan hingga setidaknya satu juta dari rata-rata 500.000 karena negara itu memiliki stok vaksin yang cukup.

"Kami melihat garis patahan dalam gambaran keseluruhan program vaksinasi kami. Saya tidak puas," kata Duterte dalam pidatonya, yang ditayangkan pada Rabu (3/11).

Duterte mengatakan pejabat lokal yang tidak melakukan atau menggunakan dosis yang diberikan kepada mereka dengan cara yang paling cepat akan diberi sanksi dan dimintai pertanggungjawaban. Dia tidak menjelaskan hukumannya.

Pemerintah telah secara bertahap melonggarkan pembatasan COVID-19, dan pada Rabu, mengumumkan akan mencabut jam malam yang diberlakukan di wilayah ibu kota mulai Kamis.

Duterte meminta polisi dan militer untuk menggunakan pesawat dan helikopter untuk mengirimkan vaksin lebih cepat ke provinsi. "(Pasokan) tidak akan lagi melewati pemerintah provinsi karena itu akan menjadi kemacetan lagi," kata Duterte.

Duterte sangat bergantung pada angkatan bersenjata untuk memerangi pandemi. Mereka memberlakukan salah satu penguncian paling parah di dunia dan mengangkut pasokan medis ke seluruh negeri dan internasional.

"Setelah pengiriman dengan pesawat dan tiba di (pusat operasi vaksin), helikopter di sana akan mengambil alih. Mereka yang akan membawanya ke pemerintah kota," kata presiden.

"Angkatan bersenjata memiliki kemampuan angkat," kata juru bicara militer Kolonel Ramon Zagala kepada AFP, Rabu (3/11).

Pada pertemuan yang sama Selasa, Carlito Galvez, kepala gugus tugas COVID-19 negara itu, mengakui bahwa pemerintah daerah perlu meningkatkan kapasitas untuk menyuntikkan lebih banyak orang per hari serta membeli sistem rantai dingin sendiri untuk menyimpan lebih banyak vaksin.

Menteri Kesehatan Francisco Duque mengatakan kepada Duterte bahwa kasus virus corona berada pada "tren penurunan" di seluruh negeri setelah puncaknya pada September.

Pemerintah melonggarkan beberapa pembatasan pandemi pada Oktober, membuka bioskop dan pusat kebugaran di ibu kota dan mengizinkan kapasitas yang lebih tinggi di restoran dan transportasi umum.

Pada Rabu pemerintah meluncurkan vaksin untuk 12,7 juta anak muda berusia 12-17.

KEYWORD :

Filipina Rodrigo Duterte Vaksinasi COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :