Jum'at, 26/04/2024 13:59 WIB

Puluhan Bahasa Daerah Kaltim dan Kaltara Terancam Punah

Penyebabnya, penutur bahasa-bahasa tersebut jumlahnya semakin sedikit. Sementara kehilangan suatu bahasa berarti kehilangan budaya masyarakat penuturnya.

Suku dayak (Foto: Travelink-Indonesia.com)

Jakarta, Jurnas.com - Setidaknya 16 bahasa daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) dan 11 bahasa daerah di Kalimantan Utara (Kaltara) dinyatakan terancam punah.

Penyebabnya, penutur bahasa-bahasa tersebut jumlahnya semakin sedikit. Sementara kehilangan suatu bahasa berarti kehilangan budaya masyarakat penuturnya.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Anang Santosa, saat ini hanya sedikit sekali buku maupun karya lainnya yang menggunakan bahasa daerah Kaltim dan Kaltara.

Pernyataannya dikuatkan oleh data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kalimantan Timur, yang mengungkapkan bahwa koleksi buku bacaan berbahasa sangat sedikit.

"Karena tidak banyak penulis menghasilkan buku berbahasa daerah, terutama bagi anak-anak. Lebih memprihatinkan lagi, hampir tidak ada karya sastra yang menuliskan kekayaan budaya dan tradisi kearifan lokal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dalam bahasa daerah," terang Anang pada Minggu (24/10).

Hal inilah yang melatari digelarnya kegiatan `Sarasehan Sastra: Meneroka Sastra Berbahasa Daerah di Kalimantan Timur` pada Desember tahun lalu, yang melibatkan 35 penulis, sebagai langkah awal untuk melestarikan bahasa daerah dalam bentuk tulisan.

Kegiatan sarasehan itu, lanjut Anang, menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi penulis dan pemangku kebijakan, antara lain perlunya memberikan wawasan literasi bagi kepala sekolah, dan mempertahankan penggunaan bahasa daerah di lingkungan keluarga.

"(Juga) perlu menggiatkan penulisan bahan bacaan berbahasa daerah, baik melalui penerbitan fisik maupun digital," sambung Anang.

Sebagai tindak lanjut, Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan penghimpunan cerita rakyat yang ditulis dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Di akhir, terkumpul 31 cerita rakyat dwibahasa, yang menggunakan bahasa daerah Banjar Samarinda, Kutai, Paser, Tidung, Berau, Kenyah, hingga Benuaq.

"Melalui cerita rakyat dwibahasa tersebut, anak-anak sebagai generasi penerus diharapkan dapat memelajari bahasa dan juga budaya daerah yang terkandung di dalamnya. Generasi penerus diharapkan dapat lebih mencintai budaya daerah serta memiliki rasa kepemilikan terhadap bahasa dan budaya daerah," tutup Anang.

KEYWORD :

Bahasa Daerah Kalimantan Timur Kaltara Terancam Punah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :