Jum'at, 19/04/2024 05:25 WIB

NATO Siapkan Strategi jika Rusia Kibarkan Perang

Strategi yang bersifat rahasia ini, melampaui rencana pertahanan regional yang ada dan bertujuan untuk mempersiapkan serangan simultan di wilayah Baltik dan Laut Hitam, termasuk senjata nuklir, peretasan jaringan komputer, atau dari luar angkasa.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin (Foto: Reuters)

Brussels, Jurnas.com - Sekelompok menteri pertahanan NATO, menyetujui rencana induk untuk mempertahankan diri dari kemungkinan serangan Rusia di berbagai bidang.

Strategi yang bersifat rahasia ini, melampaui rencana pertahanan regional yang ada dan bertujuan untuk mempersiapkan serangan simultan di wilayah Baltik dan Laut Hitam, termasuk senjata nuklir, peretasan jaringan komputer, atau dari luar angkasa.

Para pejabat dan diplomat mengatakan tidak ada serangan seperti itu dalam waktu dekat. Rusia menyangkal niat seperti perang dan mengatakan NATO-lah yang berisiko membuat Eropa tidak stabil dengan persiapan semacam itu.

"Jika Anda memiliki konflik besar semacam itu, maka akan membutuhkan aktivitas di seluruh area operasi," kata seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) dikutip dari Reuters pada Kamis (21/10).

"Berbagai hal bisa terjadi pada saat yang sama, dan itu benar-benar membutuhkan perencanaan holistik," sambung dia.

Pada Mei lalu, Rusia mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina, jumlah tertinggi sejak Moskow mencaplok Krimea pada 2014. Kemudian pada September, Rusia menggunakan robot tempur baru dalam latihan militer besar dengan mantan sekutu Soviet Belarusia, yang membuat khawatir sekutu Baltik.

Rusia juga mengganti sistem ruang angkasa militer Soviet untuk berpotensi menyerang satelit di orbit, mengembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan untuk mengganggu sistem komando sekutu, dan mengembangkan "senjata super".

Diluncurkan pada 2018, senjata super itu termasuk rudal jelajah hipersonik berkemampuan nuklir, yang dapat menghindari sistem peringatan dini.

Pensiunan Jenderal AS Ben Hodges, yang memimpin pasukan tentara AS di Eropa dari 2014 hingga 2017, mengatakan kepada Reuters bahwa dia berharap rencana strategis itu akan mengarah pada lebih banyak koherensi dalam pertahanan kolektif NATO, yang berarti lebih banyak sumber daya untuk wilayah Laut Hitam.

“Bagi saya, ini adalah titik nyala yang lebih mungkin daripada Baltik,” kata Hodges.

Jamie Shea, mantan pejabat senior NATO yang sekarang di think-tank Friends of Europe di Brussels, mengatakan rencana itu mungkin juga membantu memperkuat fokus pada Rusia pada saat Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis sedang mengembangkan strategi Indo-Pasifik.

KEYWORD :

Rusia Strategi Perang Kelompok NATO Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :