Selasa, 16/04/2024 15:51 WIB

Singapura Dukung Tokoh non-Politik Myanmar Hadiri KTT ASEAN

Keputusan yang diambil pada Pertemuan Darurat Menteri Luar Negeri ASEAN pada Jumat (15/10) secara efektif mengesampingkan pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing.

bendera beberapa negara anggota ASEAN berkibar di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia. (Foto: AP/Tatan Syuflana)

SINGAPURA, Jurnas.com -  Singapura mendukung keputusan yang dicapai para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar pada KTT ASEAN pada akhir Oktober.

Keputusan yang diambil pada Pertemuan Darurat Menteri Luar Negeri ASEAN pada Jumat (15/10) secara efektif mengesampingkan pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing.

Menurut Reuters, pertemuan Jumat diadakan untuk mengatasi kegagalan junta Myanmar untuk mematuhi peta jalan perdamaian yang telah disepakati dengan ASEAN pada bulan April, yang bertujuan untuk mengatasi dampak dari kudeta yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing.

"Ini adalah keputusan yang sulit tetapi perlu untuk menegakkan kredibilitas ASEAN mengingat kemajuan yang tidak memuaskan dan sangat terbatas dalam pelaksanaan Konsensus Lima Poin Pemimpin ASEAN," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA), Sabtu (16/10).

Brunei akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-38 dan ke-39 dan KTT terkait dari 26 Oktober hingga 28 Oktober.

Menteri Luar Negeri, Brunei Erywan Yusof, yang dipilih pada Agustus sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar. Ada seruan agar dia bertemu dengan pemimpin sipil terguling Aung San Suu Kyi, sesuatu yang telah ditolak oleh junta Myanmar.

Juru bicara MFA mengatakan bahwa Singapura "memuji" upaya Erywan dan menegaskan kembali "dukungan penuh" untuk misi utusan khusus dan kepemimpinan Brunei di ASEAN.

"Singapura mendesak otoritas militer Myanmar untuk bekerja sama dengan Utusan Khusus untuk segera dan sepenuhnya menerapkan Konsensus Lima Poin," kata juru bicara MFA.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Brunei mengatakan tidak ada konsensus yang dicapai perwakilan politik untuk menghadiri pertemuan di Bandar Seri Begawan.

"Karena tidak ada kemajuan yang cukup … serta kekhawatiran atas komitmen Myanmar, khususnya dalam membangun dialog konstruktif di antara semua pihak terkait, beberapa Negara Anggota ASEAN merekomendasikan agar ASEAN memberi ruang kepada Myanmar untuk memulihkan urusan dalam negerinya dan kembali normal, " ucap brunei.

Pernyataan itu tidak menyebut Min Aung Hlaing atau menyebut tokoh non-politik yang akan diundang menggantikannya.

Brunei menambahkan, beberapa negara anggota ASEAN telah menerima permintaan dari Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, yang dibentuk oleh penentang junta, untuk menghadiri KTT tersebut.

KEYWORD :

KKT ASEAN Junta Myanmar Brunei Min Aung Hlaing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :