Kamis, 25/04/2024 02:19 WIB

Mentan Syahrul Buktikan Indonesia Bisa Panen Padi Empat Kali Setahun

Dengan menanam empat kali setahun, artinya sudah mengamankan 1,5 musim tanam yang harusnya terbuang jika laham dibiarkan menganggur selama lima bulan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen padi di Desa Tegalsari, Kecamatam Weru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/10)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen padi di Desa Tegalsari, Kecamatam Weru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/10). Panen kali ini sekaligus membuktikan bahwa Indonesia bisa melakukan pertanaman hingga panen padi empat kali setahun.

"Terbukti, saat ini Kabupaten Sukoharjo mampu membuktikan seluas 2.000 hektare menanam padi empat kali setahun. Tadi kita sudah tanya ke petani, hasilnya dalam satu musim tanam itu di atas Rp 30 juta," ujar Syahrul.

Sistem pertanaman padi empat kali setahun merupakan salah satu terobosan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi padi. Dengan menanam empat kali setahun, artinya sudah mengamankan 1,5 musim tanam yang harusnya terbuang jika laham dibiarkan menganggur selama lima bulan.

"Negara ini tidak boleh kalah dengan negara lain dan kehidupan ini harus lebih baik dari hari kemarin. Yang paling tersedia di depan mata kita untuk memperbaiki negara adalah sektor pertanian. Tanam padi dengan IP 400 artinya tanam empat kali setahun, ini meningkatkan produksi dan pendapatan petani," kata Syahrul.

Syahrul menyebutkan, untuk mewujudkan program penanaman padi empat kali setahun tentunya harus didukung dengan ketersediaan air, varietas padi unggul, mekanisasi, korporasi petani dan kelembagaannya harus disusun sehingga dari hulu ke hilir terintegrasi sehingga aspek pemasaran pun terjamin.

Sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), lahan-lahan pertanian yang terkonsetrasi di atas 8.000 hektar harus ditingkatkan kelas rice milling unit (RMU) atau penggilingan padinya.

"Saya sudah minta tadi sama Bupati, agar ada RMU yang harus kita naikkan kelasnya agar menjadi persiapan kita lakukan ekspor. Tentu saja ini model tidak hanya untuk Sukoharjo tapi kita terapkan di seluruh Indonesia," terangnya.

"Tanam padi empat kali setahun ini adalah model untuk mengoptimalkan lahan. Jika saja 5 bulan lahan itu dibiarkan tidak tertanami itu artinya ada 1,5 musim tanam yang tidak terpakai berproduksi. Nah, ini harus kita kerja dengan mekanisasi dan pelatihan atau keterampilan kepada petani," tambahnya.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani mengatakan, Kabupaten Sukoharjo meskipun sebagai kabupaten nomor dua terkecil di Provinsi Jawa Tengah, namun setiap tahunnya selalu surplus padi tidak kurang dari 102 ton. Realisasi produksi padi tahun 2020 sebesar 310.778 ton dengan produktivitas padi rata-rata 6,8 ton per hektare.

"Di tahun 2021 ini Kabupaten Sukoharjo mendapat alokasi program optimalisasi peningkatan indeks pertanaman seluas 2.000 hektare. Adanya program tanam padi empat kali setahun ini sangat disambut baik petani, bahkan petani sanggup memperluas luas lahannya hingga 5.000 hektar," ujar Etik.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menambahkan program intensifikasi penanaman 4 kali setahun merupakan solusi dari berkurangnya areal lahan karena alih fungsi lahan serta pertambahan penduduk. Kunci program ini ada tujuh, pertama yaitu semai di luar bisa dengan sistem culik, dapog atau tray dan menggunakan benih umur pendek 70 sampai 90 hari yang disemai di luar.

Kedua, lanjut Suwandi, melakukan mekanisasi pertanian supaya hemat waktu dan tenaga. Ketiga, pemakaian pupuk kimia dikurangi secara bertahap hanya urea 25 kilogram per musim per hektare dan menggunkan unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak.

Keempat, pola tanam empat kali setahun terdiri dari padi-palawija-padi-palawija, padi-padi-palawija-padi, padi-padi-padi-padi atau pola tanam lainnya sesuai kondisi setempat. Kelima, hemat penggunaan air dari sumur/embung/pompa air di lahan kering atau tadah hujan dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.

Keenam, menerapkan Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi organisme pengganggu tanaman. Ketujuh, melakukan hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR.

"Penerapan pertanaman empat kali setahun berarti mengatur fluktuasi panen karena tanam padi musiman. Karena setahun empat kali tanam, berarti proses produksi tidak pernah berhenti," tuturnya.

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Panen Padi Kementan Jawa Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :