Sabtu, 20/04/2024 19:01 WIB

Verifikasi Keringanan Sanksi Jadi Isu Utama dalam Pembicaraan Nuklir Iran

perhatian utama Iran dalam setiap pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 adalah seputar cara untuk memverifikasi pencabutan sanksi AS.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran, 6 Desember 2020 [ATTA KENARE / AFP via Getty Images]

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, perhatian utama Iran dalam setiap pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 adalah seputar cara untuk memverifikasi pencabutan sanksi AS.

Pembicaraan itu, yang bertujuan untuk membawa Washington dan Teheran kembali mematuhi pakta nuklir 2015 yang bertujuan membatasi program pengayaan Iran, ditunda pada Juni setelah ulama garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai presiden Iran.

Berbicara selama kunjungan ke Suriah, Amirabdollahian menegaskan bahwa Iran akan "segera" kembali ke pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia, yang mencakup negosiasi tidak langsung dengan Amerika Serikat.

"Tentu saja, kami akan segera kembali ke pembicaraan Wina dan kami mengawasi masalah verifikasi dan menerima jaminan yang diperlukan untuk pelaksanaan komitmen oleh pihak Barat," kata Amirabdollahian dilansir JP, Minggu (10/10).

Amirabdollahian tidak memberikan rincian mekanisme verifikasi dan pemantauan yang dicari Teheran. Tetapi Iran sering menyuarakan keprihatinan tentang perlunya memverifikasi bahwa sanksi AS yang dicabut berdasarkan perjanjian itu tidak diberlakukan oleh Washington.

Mantan presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari pakta nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran, mendorong Teheran untuk melanggar beberapa pembatasan nuklir perjanjian tersebut.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Pemerintah Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :