Senin, 06/05/2024 13:49 WIB

Pembaharu Muda 3.0 Dorong Aksi Nyata Lindungi Anak dari Bahaya Rokok

Pelatihan Pembaharu Muda difasilitasi Yayasan Lentera Anak sejak 2016, bertujuan menciptakan pemimpin muda yang peduli, berkomitmen dan berperan bersama organisasi dan komunitasnya untuk mendukung penurunan prevalensi perokok di Indonesia

Para anggota pembaharu muda

Jakarta, Jurnas.com - Sebanyak 17 anak muda dari 15 kota di Indonesia telah merampungkan Pelatihan Pembaharu Muda 3.0 yang mereka jalani di kota Bogor selama sepekan, pada 27 September -1 Oktober 2021. Ke 15 kota tersebut adalah Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Yogyakarta, Gresik, Kediri, Madiun, Malang, Medan, Padang, Riau, Belitung, Banjarmasin dan Banggai.

Pelatihan Pembaharu Muda difasilitasi Yayasan Lentera Anak sejak 2016, bertujuan menciptakan pemimpin muda yang peduli, berkomitmen dan berperan bersama organisasi dan komunitasnya untuk mendukung penurunan prevalensi perokok di Indonesia melalui kampanye, advokasi dan aksi bersama.

“Lentera Anak berpandangan kaum muda perlu didukung, diberdayakan dan dilibatkan dalam berbagai upaya edukasi, kampanye dan advokasi yang bertujuan melindungi anak dan kaum muda dari target pemasaran industri rokok,” kata Rama Tantra, Youth Empowerment Officer Lentera Anak, dalam pertemuan virtual dengan awak media, di Jakarta, Jumat (8/10/2021).

Itu sebabnya, kata Rama, sejak tahun 2016 Lentera Anak mengadakan pelatihan kepada kaum muda terpilih berusia 18 - 23 tahun yang tertarik dengan permasalahan rokok di Indonesia dan ingin mengambil peran membuat perubahan melalui aksi nyata.

Saat ini Pelatihan Pembaharu Muda memasuki tahap ketiga, setelah sebelumnya berlangsung Pelatihan Pembaharu Muda 1.0 pada 2016 dan Pelatihan Pembaharu Muda 2.0 pada 2019.

Rama menegaskan, urgensi mengadakan Pelatihan Pembaharu Muda didorong permasalahan yang menjerat kaum muda dimana mereka menjadi target pemasaran industri rokok untuk mendapatkan perokok pengganti demi keberlangsungan bisnisnya. “Terbukti kaum muda diserbu dengan iklan, promosi dan sponsor rokok yang massif, dan mudahnya anak mengakses rokok karena harga rokok sangat murah dan dijual batangan,” ujar pendiri Banggai Generation on Tobacco Control ini.

Pelatihan Pembaharu Muda 3.0, tambah Rama, diselenggarakan dengan konsep Partisipasi Kaum Muda yang bermakna (meaningful youth participation) dengan memadukan berbagai games, role-play dan kegiatan kelompok.

“Selama kurang lebih 5 hari, Ke-17 anak muda mendapat pembelajaran tentang kepemimpinan, advokasi, berkolaborasi dengan media, melakukan kampanye, menggerakkan komunitas dan organisasi, membangun jaringan dan menyusun rencana aksi,” kata pegiat Gerakan Muda FCTC ini.

Dengan konsep Partisipasi Kaum Muda yang bermakna, para fasilitator akan mendukung penuh Pembaharu Muda dalam menyiapkan rencana aksi di komunitas dan organisasi mereka masing-masing, khususnya untuk berkolaborasi dalam aksi dan melakukan kampanye baik secara offline maupun online.

Aghnina Wahdini, Campaign & Media Social Officer Lentera Anak, menjelaskan Rencana Aksi akan dilakukan Pembaharu Muda 3.0 mulai pertengahan Oktober mendatang, dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional 2021 yang diperingati setiap tanggal 12 November mendatang. Sejumlah aksi sudah mulai disiapkan, berkolaborasi dengan komunitas dan organisasi di daerah mereka masing-masing.

“Cukup banyak aksi yang sedang mereka siapkan, mulai dari Parade Mural, webinar, talkshow radio, kampanye di media sosial dan audiensi dengan pemangku kepentingan di daerah mereka masing-masing,” kata Aghnina.

Salah satu bentuk kampanye yang sedang disiapkan, kata Aghnina, adalah “Kampanye Mural Hari Kesehatan Nasional”. Kampanye ini bertujuan menyuarakan kepedulian lewat karya terkait pengendalian tembakau untuk menggalang dukungan dan memunculkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi kaum muda dari bahaya rokok.

Aghnina menambahkan, sejumlah Pembaharu Muda 3.0 sudah merencanakan mengadakan aksi menggambar mural di tembok-tembok kota dengan berkolaborasi bersama komunitas mural di kotanya masing-masing. Gambar mural akan menyampaikan pesan-pesan kepedulian untuk masa depan, dengan mendukung penurunan prevalensi perokok di Indonesia. Selain menggambar mural di tembok, bentuk kampanye mural Hari Kesehatan Nasional lainnya adalah menggambar mural di kanvas berukuran 1 meter, mewarnai mural, serta kompetisi mural secara online yang dapat diikuti masyarakat umum menggunakan akun Instagram.

Melalui kegiatan Parade Mural secara offline dan online ini diharapkan terkumpul ribuan mural, yang mencerminkan dukungan penuh masyarakat dari berbagai kota dan kabupaten di Indonesia untuk melindungi anak dari bahaya rokok.

Adelia Kusuma Prasetiyo Putri, salah seorang Pembaharu Muda 3.0 dari kota Madiun menegaskan siap untuk berkolaborasi bersama komunitas mural di kotanya. “Kami juga akan bekerjasama dengan sejumlah komunitas di kota kami, seperti komunitas motor, untuk menguatkan dukungan masyarakat terhadap pentingnya perlindungan anak dari bahaya rokok,” kata pegiat Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Madiun ini.

Menurut Adelia, pilihan untuk berkolaborasi dengan beberapa komunitas yang merupakan perokok aktif adalah bentuk aksi nyata untuk mengajak semua elemen masyarakat peduli pentingnya upaya perlindungan anak dari rokok.

“Sebab kita membutuhkan aksi nyata untuk melakukan perubahan. Kami ingin tidak hanya mahasiswa Kesehatan Masyarakat atau pegiat Kesehatan yang peduli. Tapi kami ingin mengajak semua masyarakat peduli tentang pentingnya anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus dilindungi,” kata Adelia. Di Madiun sendiri Adelia akan berkolaborasi bersama Intan Wahyuning Rahayu, yang sama-sama merupakan Pembaharu Muda 3.0 asal kota Madiun.

Tingginya jumlah perokok anak, kata Adelia, harus menjadi keprihatinan kita semua, karena itu ia ingin mengajak semua pihak berkolaborasi untuk menyuarakan dukungan perlindungan anak dari adiksi rokok.

“Berbekal pelatihan intensif selama kurang lebih sepekan dan dukungan penuh fasilitator dari Lentera Anak, kami sebagai Pembaharu Muda 3.0 siap melakukan aksi nyata mendorong perubahan di kota kami untuk bersama-sama mendukung perlindungan anak dari bahaya rokok,” pungkas mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun ini.

KEYWORD :

Pembaharu Muda Lenterak Anak Pengendalian Tembakau




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :