Sabtu, 27/04/2024 05:58 WIB

Masyarakat Diimbau Jaga Rekam Jejak Digital yang Positif

literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

Webinar bertajuk Rekam Jejak di Dunia Digital digelar Komisi I DPR dan Kemkominfo

Jakarta, Jurnas.com - Masyarakat di era digital perlu memahami betapa pentingnya menjaga ruang rekam digital yang positif, aman, dan produktif.

Publik membutuhkan literasi digital agar memiliki budaya dan keamanan digital yang baik. Bukan sekedar bisa dan punya kemampuan menggunakan media sosial, tapi harus dibarengi kemampuan literasi, etika, dan budaya yang baik. 

Demikian mengemuka dalam webinar bertajuk, Kenali dan Pahami: Rekam Jejak di Dunia Digital, yang diselenggarakan atas kerjasama DPR dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Jakarta, Selasa (28/9).

Webinar via zoom itu diikuti 150 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek, menghadirkan Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid sebagai keynote speaker. Sedangkan pembicara diskusi adalah Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira N Sahid dan Direktur Puskapol LPPSP FISIP UI, Aditya Perdana.

Dalam webinar narasumber banyak mengulas tentang pentingnya mengamankan identitas digital dan kaitannya dengan jejak digital di internet.

Meutya Hafid dalam paparannya mengatakan, literasi digital merupakan kunci dan keniscayaan dalam menghadapi perkembangan serta disrupsi teknologi yang semakin masif.

"Jejak digital ibarat `bom waktu` yang bisa meledak kapan saja. Bom ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, terlebih apabila pemilik jejak digital mempunyai jejak yang buruk dan dapat merugikan dirinya sendiri. Itulah mengapa pentingnya jejak digital," ujarnya.

Politisi perempuan Partai Golkar itu menilai literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

"Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi, namun juga cermat dalam menggunakannya," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira N Sahid menyarankan masyarakat untuk mengenali dan memahami media sosial lebih dalam, bukan sekedar tahu.

Mira juga menekankan pentingnya etika dalam bermedia sosial untuk menyaring informasi yang dibutuhkan dan tidak sembarangan membagikan informasi yang didapat.

Ia menambahkan, menggunakan media digital hendaknya dengan niat, sikap dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama, agar bisa membangun etika di dunia digital dengan secara sadar, integritas, tanggung jawab dan kebajikan.

"Yang harus dipahami adalah jejak digital karena menampung segala informasi aktivitas pengguna internet. Jejak digital ada yang pasif, seperti browsing history, dan ada jejak digital yang aktif seperti share location, sharing artikel. Jejak digital berkata kasar bisa menghilangkan banyak kesempatan, termasuk melamar pekerjaan," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Puskapol LPPSP FISIP UI, Aditya Perdana menekankan bahwa ada peluang dan tantangan literasi digital saat ini. Dimana penetrasi yang semakin meningkat yakni transformasi dunia online ditambah kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan akses informasi menjadi peluang literasi digital.

"Sedangkan adanya gap antara kecepatan akses informasi dan kecepatan merespon informasi dari pengguna di tengah maraknya penyebaran berita yang tidak sesuai fakta, informasi hoax dan fake news menjadi tantangan dari literasi digital itu sendiri," jelas Aditya. 

KEYWORD :

literasi digital Komisi I DPR Meutya Hafid Kemkominfo Siberkreasi Perempuan Partai golkar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :