Kamis, 25/04/2024 14:29 WIB

Untar Kukuhkan Naniek Widayati Priyomarsono Guru Besar Ilmu Arsitektur

Upacara pengukuhan tersebut berlangsung pada Kamis (23/9) pagi di Kampus I Universitas Tarumanagara, Jakarta, secara daring dan luring (hybrid).

Pengukuhan guru besar Universitas Tarumanagara (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Universitas Tarumanagara (Untar) mengukuhkan Prof. Naniek Widayati Priyomarsono sebagai guru besar ketujuh yang berasal dari fakultas teknik.

Upacara pengukuhan tersebut berlangsung pada Kamis (23/9) pagi di Kampus I Universitas Tarumanagara, Jakarta, secara daring dan luring (hybrid).

Rektor Untar, Prof. Agustinus Purna Irawan mengatakan dengan dikukuhkannya Naniek, maka kini Universitas Tarumanagara telah memiliki 25 guru besar. Kendati demikian, dia berharap jumlah ini bisa bertambah.

Agustinus meminta agar para guru besar di Universitas Tarumanagara, bisa membimbing para dosen lain untuk menjadi profesor. Bimbingan itu bisa dalam bentuk pendampingan, menulis artikel bersama, hingga melakukan riset bersama.

"Prinsip ini harus berjalan. Kalau tidak, jumlah profesor kita tidak bertambah, karena yang menjadi profesor merasa sudah selesai (tugasnya)," kata Agustinus saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Selain mendorong dosen naik pangkat dari lektor kepala ke guru besar, Agustinus juga berharap para dosen meningkatkan jenjang pendidikannya menjadi doktor. Untuk diketahui, saat ini Universitas Tarumanagara baru memiliki 150-200 doktor dari total 500 dosen.

"Untar juga telah membuka prodi baru yaitu doktor Ilmu Manajemen. Ini kesempatan untuk menaikkan dosen-dosen S2 menjadi doktor," sambung Agustinus.

Sementara itu, Prof. Naniek dalam pidato pengukuhan berjudul `Menyambut Era Masyarakat 5.0 dari Sisi Pandang Preservasi, Konservasi, dan Revitalisasi` menekankan perlunya menyimbangkan pembangunan arsitektur modern dengan akar budaya.

Menurut dia, Barat yang selama ini dianggap sebagai kiblat pembangunan, juga memperhatikan aspek budaya, seperti mulai membenahi kawasan lama, dan mengombinasikan bangunan lama dengan baru dengan tetap menjaga keharmonisan.

"Ternyata bangunan atau kawasan tersebut menjadi ikon kunjungan wisata dari berbagai negara, karena mereka sudah mengalami kebosanan dengan sesuatu yang modern. Mereka mencari khas pada negara tersebut yang tentu saja setiap negara atau wilayah mempunyai kekhasannya sendiri," ujar Naniek.

Karena itu, lanjut Naniek, Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya memiliki kesempatan untuk mengombinasikan teknologi dan kultur setempat.

"Apalagi akar budaya kita kuat pada setiap pijakan generasi di Indonesia, niscaya kita semua tidak perlu merasa takut menghadapi era masyarakat 5.0," tandas dia.

KEYWORD :

Naniek Widayati Priyomarsono Universitas Tarumanagara Pengukuhan Guru Besar Untar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :