Rabu, 15/05/2024 07:37 WIB

Giliran Jerman Kecam Kesepakatan Kapal Selam Nuklir AS

Guna mendukung Prancis, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa perilaku Gedung Putih tidak dapat diterima.

Presiden Komisi Eropa Ursual von der Leyer (Foto: AP)

Berlin, Jurnas.com - Prancis tidak sendiri mengecam pakta keamanan yang disepakati Australia, Amerika Serikat, dan Inggris. Yang terbaru, Jerman ikut mencerca AS karena merundingkan pakta keamanan untuk proyek kapal selam nuklir secara diam-diam.

Guna mendukung Prancis, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa perilaku Gedung Putih tidak dapat diterima.

Sebagai realisasinya, sejumlah duta besar Uni Eropa menunda persiapan dewan perdagangan dan teknologi perdana pada 29 September dengan Amerika Serikat, sebuah pertemuan yang disebut-sebut sebagai kemajuan besar dalam aliansi transatlantik.

"Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima, jadi kami perlu tahu apa yang terjadi dan mengapa," kata Von der Leyen dikutip dari Reuters pada Selasa (21/9).

Kabarnya, sejumlah eksekutif Uni Eropa meminta diskusi persiapan dewan perdagangan dan teknologi AS dihapus dari agenda, yang seharusnya berlangsung pada Rabu (22/9) besok.

Prancis sedang menilai semua opsi dalam menanggapi pembatalan kontrak kapal selam Australia senilai $40 miliar minggu lalu. Sementara itu Jerman kini berpihak kepada Prancis, menyebut Washington dan Canberra telah merusak kepercayaan antara sekutu yang akan sulit untuk dibangun kembali.

Menteri Urusan Eropa asal Jerman Michael Roth mengatakan, UE perlu mengatasi perbedaannya dan berbicara dengan satu suara.

"Kita semua perlu duduk di meja; kepercayaan yang hilang harus dibangun kembali, dan ini jelas tidak akan mudah. Tetapi kami ingin memberikan kontribusi yang konstruktif," katanya kepada wartawan sebelum pertemuan dengan rekan-rekannya di Brussels.

Wakil Menteri Urusan Eropa asal Lituania, Arnoldas Pranckevicius, merujuk pada "ketidakpercayaan transatlantik" yang perlu diselesaikan.

Perselisihan itu selaras dengan pernyataan sekutu NATO di Eropa sebagai kegagalan Washington untuk berkomunikasi dan berkonsultasi, selama penarikan mundur Barat dari Afghanistan.

Australia mengatakan tawaran Amerika Serikat untuk mengakses teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir terlalu bagus untuk ditolak. Ini akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada tahun 1958 yang diberikan teknologi semacam itu yang memungkinkan Canberra membantu Washington mencegah China mendapatkan supremasi militer.

Australia mengatakan akan membatalkan pesanan kapal selam dari Prancis, yang konvensional, bertenaga diesel-listrik, dan sebaliknya akan beralih ke teknologi AS dan Inggris di bawah kemitraan keamanan baru bernama AUKUS.

KEYWORD :

Uni Eropa Jerman Prancis Kapal Selam Nuklir Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :