Jum'at, 19/04/2024 23:24 WIB

Korea Utara Sebut Proyek Kapal Selam AS-Australia Picu Perlombaan Senjata Nuklir

Aliansi pertahanan Australia-AS-Inggris yang baru dari Presiden AS Joe Biden secara luas dipandang bertujuan untuk melawan kebangkitan China.

Ilustrasi bendera Korea Utara (foto: UPI)

Seoul, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Korea Utara, mengatakan aliansi baru Amerika Serikat (AS) di Indo-Pasifik dan kontrak kapal selam AS baru-baru ini dengan Australia dapat memicu perlombaan senjata nuklir di wilayah tersebut.

Pekan lalu, AS mengumumkan pakta keamanan tiga arah baru dengan Australia dan Inggris, sebagai bagian dari kemitraan strategis di mana kapal selam nuklir AS akan dipasok ke Canberra.

"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik dan memicu rantai perlombaan senjata nuklir," kata media pemerintah Korea Utara KCNA mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri.

"Ini menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang menggulingkan sistem non-proliferasi nuklir internasional," kata seorang kepala bagian berita asing di Departemen Pers dan Informasi kementerian.

Pada Rabu, Korea Utara yang bersenjata nuklir menembakkan dua rudal ke laut, dengan Seoul berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik kapal selam beberapa jam kemudian, menjadi negara ketujuh di dunia dengan teknologi tersebut.

Serentetan uji coba rudal dan kesepakatan pertahanan bemper di Pasifik telah menyoroti perlombaan senjata regional yang semakin intensif saat persaingan China-AS tumbuh.

"Sangat wajar jika negara-negara tetangga termasuk China mengutuk tindakan ini sebagai tindakan tidak bertanggung jawab yang menghancurkan perdamaian dan stabilitas kawasan," kata pejabat Korea Utara itu.

Aliansi pertahanan Australia-AS-Inggris yang baru dari Presiden AS Joe Biden secara luas dipandang bertujuan untuk melawan kebangkitan China.

Hubungan pemerintahannya dengan Korea Utara telah menandai perubahan nada dari pendahulunya Donald Trump, yang terlibat dalam hubungan diplomatik yang luar biasa dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Sikap kesepakatan ganda AS semakin jelas setelah munculnya pemerintahan baru mengikis norma dan ketertiban internasional yang diterima secara universal dan secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas dunia," kata pejabat kementerian Korea Utara.

Pejabat itu menambahkan bahwa Korea Utara "pasti akan mengambil tindakan balasan yang sesuai jika hal itu bahkan berdampak kecil pada keamanan negara kita". (Reuters)

KEYWORD :

Korea Utara Australia Senjata Nuklir Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :