Jum'at, 19/04/2024 03:05 WIB

Setelah Kesepakatan Senjata Australia Gagal, UE Luncurkan Rencana Indo-Pasifik

Kesepakatan antara Amerika Serikat (AS), Australia dan Inggris untuk membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik, di mana UE tidak dikonsultasikan, menunjukkan perlunya kebijakan luar negeri yang lebih tegas.

Bendera Uni Eropa (Foto: UB Post)

Brussels, Jurnas.com - Uni Eropa (UE) menetapkan strategi formal untuk meningkatkan kehadirannya di Indo-Pasifik dan melawan kekuatan China. Negeri Biru itu berjanji melalukan kesepakatan perdagangan dengan Taiwan dan mengerahkan lebih banyak kapal untuk menjaga rute laut terbuka.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell bersikeras bahwa strategi itu juga terbuka untuk China, khususnya di bidang-bidang seperti perubahan iklim, tetapi para diplomat mengatakan kepada Reuters, hubungan yang lebih dalam dengan India, Jepang, Australia, dan Taiwan ditujukan untuk membatasi kekuatan Beijing.

Borrell juga mengatakan, kesepakatan antara Amerika Serikat (AS), Australia dan Inggris untuk membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik, di mana UE tidak dikonsultasikan, menunjukkan perlunya kebijakan luar negeri yang lebih tegas.

Dia mengatakan UE sangat ingin bekerja dengan Inggris dalam bidang keamanan tetapi London tidak menunjukkan minat sejak meninggalkan blok itu, mengungkapkan penyesalan bahwa Australia telah membatalkan kesepakatan kapal selam senilai US$40 miliar dengan Prancis.

"Kita harus bertahan hidup sendiri, seperti yang dilakukan orang lain," kata Borrell ketika mempresentasikan strategi baru UE untuk kawasan Indo-Pasifik, berbicara tentang otonomi strategis yang telah diperjuangkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

"Saya mengerti sejauh mana pemerintah Prancis harus kecewa," katanya.

Ketua Uni Eropa, Charles Michel, mengatakan kesepakatan AS dengan Australia dan Inggris, lebih lanjut menunjukkan perlunya pendekatan UE bersama di wilayah kepentingan strategis.

Mengikuti rencana awal pada bulan April, UE menetapkan tujuh bidang yang akan meningkatkan pengaruhnya di Indo-Pasifik, di bidang kesehatan, keamanan, data, infrastruktur, lingkungan, perdagangan, dan lautan.

Rencana tersebut dapat berarti profil diplomatik UE yang lebih tinggi tentang masalah Indo-Pasifik, lebih banyak personel dan investasi UE di kawasan itu dan kehadiran keamanan seperti mengirim kapal melalui Laut Cina Selatan, atau menempatkan orang Eropa dalam patroli Australia.

"Mengingat pentingnya kehadiran angkatan laut Eropa yang berarti di Indo-Pasifik, UE akan mencari cara untuk memastikan peningkatan pengerahan angkatan laut oleh negara-negara anggotanya di kawasan itu," kata dokumen itu.

Pembicaraan perdagangan dengan Taiwan kemungkinan akan semakin mengganggu China, mitra dagang terbesar kedua UE, setelah Lithuania memperdalam hubungan dengan pulau itu.

China menganggap Taiwan yang sangat demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari "Satu China", untuk bersatu dengan daratan pada akhirnya, dan secara teratur marah dengan setiap gerakan yang menunjukkan bahwa pulau itu adalah negara yang terpisah. (Reuters)

KEYWORD :

Indo-Pasifik Amerika Serikat Uni Eropa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :