Francois Crepeau, staf khusus utusan PBB yang menyelidiki pengungsi di Australia
New York - Hasil penyelidikan utusan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan, Australia bertanggung jawab atas kondisi anak-anak yang mengalami stres, trauma, dan penyakit lain akibat ditahan dalam pusat penampungan pengungsi.
Temuan utusan PBB, Francois Crepeau dianggap cukup penting oleh lembaga internasional itu guna mengawasi kebijakan Australia yang kontroversial. Dan isu itu menjadi bahan perdebatan internasional, khususnya terkait cara menampung banyaknya pengungsi yang terusir akibat konflik."Anak-anak ini menunjukkan gejala stres pasca trauma seperti gelisah, depresi, dan tanda lain misalnya insomnia, mimpi buruk, dan mengompol. Situasi semacam itu tak dapat diterima," kata Crepeau.Ia mengatakan, anak-anak menerima dampak dari kebijakan keras Australia untuk pengungsi. Hukum Australia mengatur, pencari suaka yang menerobos negara itu melalui perahu akan langsung dikirim ke kamp pengungsi di Pulau Nauru dan Pulau Manus, Papua Nugini. Setidaknya ada 1.200 orang yang saat ini ditahan tanpa kepastian dalam kamp.
Ikuti Update jurnas.com di
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
KEYWORD : Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Resolusi PBB Jurnas.com




























