Sabtu, 27/04/2024 03:47 WIB

Pembakar Diri di Australia Ternyata Pencari Suaka Rohingnya

Seorang pencari suaka dari Myanmar yang nekad dengan cara membakar diri di Commonwealth Bank of Australia cabng Springvale,  Australia.

Seorang korban dilarikan ke rumah sakit usai seorang pencari suara membakar diri di Australia.

Melbourne - Lelaki berusia 21 tahun menderita luka bakar dan kini menjalani perawatan di rumah sakit dengan penjagaan ketat kepolisian. Adalah seorang pencari suaka dari Myanmar yang nekad dengan cara membakar diri di Commonwealth Bank of Australia cabng Springvale,  Australia. Insiden ini mengakibatkan 26 orang lainnya terluka.

Keterangan dari kepolisian setempat, pemuda itu mendarat di Australia dengan perahu tiga tahun yang lalu dan dilepaskan dari tahanan sambil menunggu keputusan pengadilan tentang kasusnya. Dan pembakar itu, ingin menarik uang tunjangan sebagai pencari suaka, namun belum masuk rekening banknya.

Dua hari kemudian, pria yang dipanggil temannya bernama  Noor, membakar diri setelah menyiram dirinya sendiri dengan bensin Lima orang di sekitarnya menderita luka bakar dan 21 lainnya dirawat karena menghirup asap.

Kantor berita ABC melaporkan, video yang diambil oleh saksi mata segera setelah kejadian menunjukkan kobaran api di dalam cabang bank dan kepulan asap hitam tebal.

Pria itu dilaporkan berasal dari keluarga campuran Muslim. Meskipun  setengah Rohingya  atau suku Muslim yang ditolak kewarganegaraan dan kebebasan bergeraknya oleh pemerintah Myanmar, dulunya  tinggal di Myanmar selatan. Dia ditahan di kamp di Pulau Natal di Samudera Hindia sebelum dipindahkan ke Melbourne.

Presiden Organisasi Rohingya Burma Australia, Habib Habib, mengatakan kepada harian Age, "dia orang yang menderita dan teman-temannya mengatakan tunjangan kesejahteraannya tidak datang dan dia tidak bisa membayar sewa (tempat tinggal)."

Dia kembali ke bank setiap hari setelah Rabu dua hari sebelumnya mengetahui bahwa uang itu tak masuk rekeningnya. "Sistem ini membuat mereka semua gila. Mereka berada dalam ketidak-pastian," ujar Habib dilansir bbc.

Pengacara para pengungsi dan pencari suaka, Pamela Curr mengatakan kepada koran Age bahwa orang itu juga diketahui menderita gangguan mental.

Departemen imigrasi telah mendirikan sistem jalur cepat untuk memproses sekitar 30.000 klaim suaka. Pamela Curr mengatakan hal ini telah menyebabkan ketidakpastian di masyarakat.

Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce mengungkapkan keprihatinan bagi mereka yang terbakar dalam insiden itu. "Mungkin ia telah kehilangan akalnya. Hanya orang yang kehilangan akal yang bisa melakukan sesuatu yang begitu kejam," kata Joyce.

KEYWORD :

Muslim Rohingnya Jurnas.com




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :