Jum'at, 26/04/2024 19:04 WIB

Uni Eropa Didesak Segera Bentuk Militer Gabungan

Borell menyebut dengan diterjunkannya pasukan AS ke Afghanistan menunjukkan bahwa Uni Eropa harus memiliki tindakan serupa.

Bendera Uni Eropa (Foto: UB Post)

Roma, Jurnas.com - Pemerintah Uni Eropa harus segera membentuk militer gabungan, sebagai tindakan pencegahan terhadap krisis keamanan di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell, mengutip situasi Afghanistan saat ini.

Dikutip dari Reuters pada Senin (30/8) dalam sebuah wawancara yang diterbitkan surat kabar Italia Il Corriere della Sera, Borell menyebut dengan diterjunkannya pasukan AS ke Afghanistan menunjukkan bahwa Uni Eropa harus memiliki tindakan serupa.

"Kita perlu mengambil pelajaran dari pengalaman ini sebagai orang Eropa, kita belum bisa mengirim 6.000 tentara di sekitar bandara Kabul untuk mengamankan daerah itu. AS sudah, kita belum," kata dia.

Borrell mengatakan 27 negara anggota Uni Eropa harus memiliki "kekuatan awal" yang terdiri dari 5.000 tentara. "Kita harus bisa bertindak cepat."

Pada Mei lalu, 14 negara Uni Eropa termasuk Jerman dan Prancis mengusulkan kekuatan semacam itu, dalam bentuk kapal dan pesawat terbang, untuk membantu pemerintah asing yang membutuhkan bantuan mendesak.

Pertama kali dibahas pada tahun 1999 sehubungan dengan perang Kosovo, militer gabungan yang terdiri dari 1.500 personel, masing-masing dibentuk pada tahun 2007 untuk menanggapi krisis, tetapi tidak digunakan karena pemerintah Uni Eropa tidak setuju tentang bagaimana dan kapan mengerahkan mereka.

Borrell mengatakan sudah waktunya untuk fleksibel, mengutip kesepakatan yang dibuat dengan cepat untuk mengatasi krisis keuangan, sebagai contoh bagaimana UE dapat mengatasi pembatasan dalam penyebaran operasi militer yang ditetapkan dalam perjanjian konstitusionalnya.

"Kami dapat bekerja dengan berbagai cara," tegas dia.

KEYWORD :

Militer Gabungan Uni Eropa Afghanistan Josep Borrell




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :