Novavax Diklaim Lebih Ampuh dari Pfizer atau Sinovac

Senin, 14/06/2021 20:40 WIB

London, Jurnas.com - Perusahaan vaksin Novavax Inc mengklaim vaksinnya lebih ampuh mengatasi varian baru Covid-19. Hal ini disampaikan dalam laporan hasil uji klinis tahap akhir di Amerika Serikat (AS).

Kepala Penelitian dan Pengembangan Novavax, Dr. Gregory Glenn mengatakan selama uji coba, varian B.1.1.7 atau Delta yang pertama kali ditemukan di Inggris menjadi varian paling umum di Amerika Serikat.

Novavax juga mendeteksi varian Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Brasil, Afrika Selatan, dan India di antara peserta uji cobanya, dikutip dari Reuters pada Senin (14/6).

Novavax mengklaim vaksinnya ditoleransi dengan baik di antara para peserta. Efek samping termasuk sakit kepala, kelelahan dan nyeri otot dan umumnya ringan. Sejumlah kecil peserta mengalami efek samping yang digambarkan sebagai parah.

Novavax tetap di jalur untuk memproduksi 100 juta dosis per bulan pada akhir kuartal ketiga 2021 dan 150 juta dosis per bulan pada kuartal keempat 2021.

Perusahaan yang berbasis di Maryland itu telah berulang kali mendorong kembali perkiraan produksi, dan telah berjuang untuk mengakses bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat vaksinnya.

Menurut laporan, vaksin ini 91 persen efektif di antara sukarelawan yang berisiko tinggi terkena infeksi parah, dan 100 persen efektif dalam mencegah kasus Covid-19 sedang dan berat. Dan diperkirakan 70 persen efektif melawan varian Covid-19 yang tidak dapat diidentifikasi Novavax.

"Secara praktis, sangat penting bahwa vaksin dapat melindungi dari virus yang berkeliaran secara liar dalam hal varian baru," kata Glenn.

Studi terhadap hampir 30.000 sukarelawan di Amerika Serikat dan Meksiko menempatkan Novavax di jalur untuk mengajukan otorisasi darurat di Amerika Serikat dan di tempat lain pada kuartal ketiga 2021, menurut keterangan perusahaan itu.

Dikatakan bahwa kandidat vaksin Covid-19 berbasis protein Novavax lebih dari 93 persen efektif melawan varian dominan Covid-19, yang telah menjadi perhatian di kalangan ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat.

Vaksin berbasis protein adalah pendekatan konvensional yang menggunakan potongan virus yang dimurnikan, untuk memacu respons kekebalan dan vaksin lagi batuk rejan dan herpes zoster menggunakan pendekatan ini.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?