AS Sediakan Lebih dari US$181 Juta untuk Cegah kelaparan di Tigray Ethiopia

Kamis, 10/06/2021 09:20 WIB

Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) menyediakan lebih dari US$181 juta untuk mengirimkan makanan, air, dan bantuan untuk memberi makan lebih dari tiga juta orang yang dikatakan menghadapi kelaparan di wilayah Tigray di Ethiopia, tempat ribuan orang tewas sejak konflik meletus pada November.

Bantuan yang diberikan melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), akan menyediakan makanan yang cukup untuk memberi makan tiga juta orang selama hampir dua bulan serta benih, peralatan dan pupuk untuk membantu petani menanam kembali tanaman, menurut pernyataan dari USAID.

Badan tersebut juga akan menyediakan ruang yang aman dan dukungan psikologis bagi perempuan dan anak perempuan serta manajemen kasus bagi para penyintas kekerasan berbasis gender, menurut pernyataan itu.

"Situasi yang sudah mengerikan di Tigray memburuk dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Sebagai akibat dari konflik, hampir 90 persen populasi Tigray - sebanyak 5,2 juta orang - membutuhkan bantuan segera," kata USAID, menyerukan donor lain segera melangkah dan meningkatkan kontribusi.

Ribuan orang telah tewas sejak konflik meletus, 2 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan 91 persen dari populasi hampir 6 juta membutuhkan bantuan, menurut laporan terbaru oleh Kantor PBB untuk Urusan Koordinasi Kemanusiaan.

USAID dalam pernyataannya meminta pemerintah Ethiopia untuk menghapus apa yang dikatakannya sebagai penghalang yang mencegah pekerja bantuan menyelamatkan nyawa dan mengatakan semua pihak dalam konflik harus mengambil langkah segera untuk melindungi para pekerja.

AS telah menyumbang hampir US$487 juta dalam bantuan kemanusiaan sejak krisis dimulai, menurut pernyataan itu. (Reuters)

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan