Yan Mandenas: Otsus Papua Gagal Karena Ulah Birokrat Pusat!

Rabu, 09/06/2021 17:24 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kebijakan otonomi khusus (Otsus) yang selama ini berjalan di Papua belum bisa menjawab dan mengakomodir kepentingan masyarakat Papua atau orang asli Papua.

Hal itu diutarakan Wakil Ketua Otsus Papua/" style="text-decoration:none;color:red;">Pansus Otsus Papua DPR RI, Yan Permenas Mandenas dalam diskusi di Media Centre DPR RI dalam diskusi bertajuk `RUU Otsus Sejahterakan Rakyat Papua?`, Rabu (9/6).

Dia menjelaskan, pendekatan Otsus selama ini belum memiliki penanganan terpadu dengan semangat implementasi di Papua selama 20 tahun. Hal itu, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, melainkan satu kesatuan.

“Selama ini yang buat otsus di Papua gagal adalah orang orang yang ada di Pusat juga, oknum-oknum tertentu itu juga,  jadi bagaimana otsus di Papua mau berhasil kalau watak orang-orang tertentu di pusat masih punya watak yang  ikut juga memainkan dan turut bermain di dalam alokasi dana otsus untuk Papua,  termasuk juga dengan kebijakan kebijakan afirmasi yang dilakukan,” tegas politisi Partai Gerindra/" style="text-decoration:none;color:red;">Gerindra ini.

Oleh karena itu, lanjut Yan, diperlukan langkah-langkah konkret untuk membangun karakter pemimpin bangsa dalam mengatasi persoalan yang ada di Papua. Termasuk, penyamaan pikiran antara pemerintah pusat dan daerah.

“Jadi kita perlu membangun karakter pemimpin bangsa ini bukan saja di Papua,  dari pusat sampai daerah supaya wataknya mindsetnya sama. Kemajuan ini kita mau arahkan kemana, tetapi selama ini kendalanya ada disitu,” tegasnya.

“Jadi sebenarnya salah satu faktor untuk menghambat kemajuan di Papua juga ada di para birokrat. Oknum-oknum di birokrat itu harus dibersihkan dulu kalau kita mau kebijakan dan semangat para pemimpin bangsa kita yang punya gagasan yang brilian ini bisa diterjemahkan sampai ke tingkat paling bawah,” sambung Yan.

Terlepas dari itu, dia tak menampik kalau selama ini implementasi otsus banyak  memberikan perubahan-perubahan di Papua, meski perubahan-perubahan itu belum mencapai target dan harapan masyarakat asli Papua.

“Sehingga riak-riak itu masih terus terjadi. Ketika sudah terjadi berbagai macam riak-riak di daerah, timbullah berbagai macam persepsi, bahwa memang orang  di papua belum bisa kita ibarat kita tenangkan dengan kebijakan otonomi khusus,  harus kita evaluasi,” tutup anggota Komisi I DPR RI ini.

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan