Kamis, 27/10/2016 12:37 WIB
Ramallah - Israel harus berhenti terhadap upaya-upaya tidak sah untuk mengubah identitas Jerusalem Timur, yang diduduki, termasuk tradisi Muslim dan Kristianinya, yang telah berlangsung sejak pendudukan Israel atas kota tersebut pada 1967.
Demikian dikatakan seorang pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Rabu (26/10). Ia menyeru Israel agar menghormati resolusi Komite Warisan Dunia UNESCO mengenai Jerusalem Timur.
"Kami menyeru Israel agar menghormati status quo situs agama kami, termasuk Kompleks Masjid Al-Aqsha, yang terus terancam oleh tindakan provokatif dan hasutan sistematis Israel," kata Saeb Erekat dalam satu pernyataannya, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Erekat, Negara Palestina akan bekerjasama penuh dengan Jordania, melalui saluran diplomatik, dan telah melakukan semua hal yang memungkinkan guna memelihara status quo tempat suci bersejarah di kota itu. Rakyat Palestina ingin Jerusalem Timur menjadi Ibu Kota Negara Palestina Merdeka pada masa depan, sementara Israel mengatakan Jerusalem yang bersatu adalah Ibu Kota abadi Negara Israel.
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
Mahasiswa Memblokir Universitas Sciences Po Paris karena Perang Gaza
Itel RS4 baru, mengalami masalah pada layar
"Melalui kegiatan teratur, Israel telah memanfaatkan klaim arkeologi dan penyimpangan kenyataan sebagai cara mengesahkan pencaplokan Jerusalem Timur, yang diduduki," tegas Erekat.
Erekat berpendapat, bahwa apa yang telah diklaim oleh Pemerintah Israel sangat-sangat bertolak-belakang dengan resolusi yang telah disahkan dan disepakati oleh UNESCO, yang bertujuan menegaskan kembali pentingnya Jerusalem buat ketiga agama langit, Kristen, Yahudi dan Islam.[]