Rabu, 17/03/2021 18:56 WIB
Riyadh, Jurnas.com - Otoritas Arab Saudi mengatakan mengutuk keras tindakan pengunjuk rasa yang menyerbu tempat kepresidenan di Yaman pada Selasa (16/3).
Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, sekelompok pengunjuk rasa masuk ke Istana Al-Maashiq di Aden di tengah kemarahan tentang situasi ekonomi di negara itu. Mereka bubar dengan damai beberapa saat kemudian.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan kembali dukungan Kerajaan untuk pemerintah Yaman, yang telah beroperasi dari ibu kota sementara Aden sejak Desember, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Maeen Abdulmalik Saeed.
Dia juga menekankan pentingnya memastikan pemerintah diberi kesempatan yang tepat untuk melayani rakyat Yaman selama situasi kemanusiaan dan ekonomi yang sulit di negara itu.
DPR Dukung Strategi Mitigasi Kemenag Wujudkan Haji Ramah Lansia di 2024
Yaman dan Militer AS Sebut Penenggelaman Kapal di Laut Merah Ancam Lingkungan
Kelompok Houthi di Yaman Bertekad Terus Tenggelamkan Kapal-kapal Inggris
Kerajaan juga meminta kedua pihak dalam Perjanjian Riyadh untuk bertindak cepat dan bertemu di Riyadh untuk menyelesaikan implementasi poin-poin yang tersisa dari kesepakatan damai.
Dikatakan bahwa implementasi perjanjian akan menyatukan rakyat Yaman, mengakhiri pertumpahan darah dan memulai proses penyembuhan keretakan antar faksi di negara tersebut.
Perjanjian tersebut juga mendukung pemulihan negara Yaman dan keamanan dan stabilitasnya, bersama dengan upaya untuk mencapai solusi politik yang komprehensif untuk krisis tersebut, pihak berwenang menambahkan.
Keyword : Arab SaudiYamanIstana Al-Maashiq