SBY Berdarah-darah untuk Partai Demokrat Merupakan Kebohongan Besar

Senin, 01/03/2021 15:51 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebutkan telah berdarah-darah membesarkan Partai Demokrat merupakan kebohongan besar. Pasalnya, SBY baru gabung setelah Partai Demokrat lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk kontestasi Pemilu 2004.

"SBY bergabung dengan Partai Demokrat setelah lolos verifikasi KPU,” kata Jhoni Allen Marbun dalam potongan video pendek yang dikutip, Senin (1/3).

Jhoni merupakan salah seorang pendiri partai Demokrat. Anggota Komisi V DPR RI itu dipecat karena dituding terlibat dalam gerakan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Jhoni melanjutkan, SBY bergabung ke Partai Demokrat dengan modal Rp 100 juta dalam bentuk travel chek. Setelah bergabung, dia menyertakan istrinya (almarhumah) Ani Yudhoyono sebagai salah satu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.

“SBY memasukkan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono sebagai salah satu wakil ketua umum dan hanya menyumbang uang 100 juta rupiah dalam bentuk 4 lembar travel check yang di Hotel Mirah Bogor," ungkapnya.

Awal gabungnya SBY dengan Partai Demokrat ini, masih kata Jhoni, berlangsung di Hotel Kinasih di Bogor, Jawa Barat setelah dirinya mundur dari kabinet Megawati Soekarnoputri.

"Pak SBY setelah mundur dari kabinet Ibu Megawati baru muncul pada acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih di Bogor di mana saat itu saya ketua panitianya,” jelasnya.

“Ini menegaskan bahwa SBY bukan pendiri Partai Demokrat," demikian Jhoni Allen.

Jhoni Allen Marbun telah resmi dipecat oleh Partai Demokrat setelah diduga terlibat dalam gerakan kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono dari pucuk pimpinan Partai Demokrat

Selain Jhoni Allen, partai berlambang logo Merci ini juga memecat beberapa kader senior, sepeti mantan Sekjend Partai Demokrat Marzuki Alie dan beberapa lainnya. 

TERKINI
Israel Serukan Evakuasi Warga Rafah, HAM PBB Sebut Tidak Manusiawi Hakim Ingatkan Trump soal Ancaman Penjara karena Langgar Perintah Pembungkaman Tanggapi Aksi Pro Palestina, 13 Hakim Konservatif AS Tolak Pekerjakan Sarjana Hukum Lulusan Columbia Kirim Delegasi Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Israel Tetap Lanjutkan Operasi di Rafah