Whatsapp akan Nonaktifkan Pengguna yang Tak Setuju Persyaratan Baru

Kamis, 25/02/2021 10:47 WIB

Jurnas.com -  Sejak WhatsApp mengumumkan syarat dan ketentuan barunya, banyak yang telah menyatakan keprihatinan mereka tentang bagaimana aplikasi perpesanan populer akan melanggar privasi penggunanya.

Sejak itu, beberapa pengguna telah memutuskan bahwa mereka tidak akan menyetujui persyaratan baru. Sayangnya, setiap keputusan yang diberikan perusahaan tersebut mengandung konsekuensi.

Dilansir dari World of Buzz, Rabu (24/2/2021), pengguna WhatsApp yang memilih untuk tidak menerima syarat dan ketentuan aplikasi yang diperbarui pada batas waktu 15 Mei tidak akan dapat mengirim atau menerima pesan sampai mereka setuju untuk melakukannya.

Setelah layanan perpesanan dinonaktifkan, akun mereka akan dibuat "tidak aktif" dan dapat dihapus setelah 120 hari.

Di samping itu, dari laporan TechCrunch, WhatsApp akan `perlahan-lahan meminta` penggunanya untuk mematuhi persyaratan untuk menikmati `fungsionalitas penuh WhatsApp.`

Jika mereka masih menolak untuk menyetujui persyaratan, mereka masih dapat menerima panggilan dan pemberitahuan tetapi hanya untuk beberapa minggu sebelum fungsi tersebut tidak lagi dapat diakses.

WhatsApp awalnya mengumumkan pembaruan kontroversial pada Januari 2021. Tidak mengherankan, pembaruan tersebut disambut dengan reaksi dari banyak pengguna yang mengira bahwa aplikasi perpesanan akan berbagi data dengan Facebook, perusahaan induknya.

Sementara mereka kemudian mengklarifikasi bahwa tujuan pembaruan adalah untuk memungkinkan pelacakan pembayaran yang dilakukan untuk bisnis, pengguna tetap merasa tidak nyaman.

Aplikasi sudah membagikan alamat IP setiap pengguna dan pembelian yang dilakukan di aplikasi dengan Facebook, tetapi kebijakan privasi baru mencakup informasi seperti informasi level baterai, alamat IP, informasi browser, jaringan seluler, nomor telepon, dan penyedia layanan internet, seperti yang dijelaskan oleh Independen.

Pengguna yang tidak siap menerima risiko memindahkan komunikasinya ke portal perpesanan lain. Karenanya, aplikasi seperti Telegram dan Signal melihat lonjakan permintaan yang tiba-tiba ketika orang mulai mencari alternatif.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung