Senin, 15/02/2021 19:32 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kembali menyelenggarakan Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK).
Tahun ini, pengusul perempuan dan penyandang disabilitas mendapatkan prioritas utama penerima dana FBK yang disiapkan mencapai Rp76 miliar. Selain itu, pengusul yang berasal dari daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) akan mendapatkan keistimewaan dalam hal syarat mendapatkan dana FBK.
"Penyandang Disabilitas dan kaum perempuan menjadi prioritas penerima FBK tahun 2021, selain itu pengusul FBK yang berasal dari daerah 3T akan ada kekhususan tersendiri," jelas Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid pada Senin (15/2).
Hilmar menjelaskan, FBK merupakan cikal bakal Dana Abadi Kebudayaan yang digagas pada Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Dia berharap dana tersebut dapat mendorong dalam upaya pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Siswa SMKN 2 Kasihan Unjuk Gigi Lewat Konser Teaterikal
Kemdikbudristek: Kecerdasan Buatan Dorong Pemajuan Perguruan Tinggi
31 Perusahaan China Jalin Kemitraan dengan 77 Kampus Vokasi
"Selain itu, FBK diharapkan dapat menjadi wadah inisiatif publik untuk penyediaan ruang keragaman ekspresi dan mendorong interaksi budaya dan inisiatif-inisiatif baru dalam upaya pemajuan kebudayaan Indonesia dalam UU Pemajuan Kebudayaan No.5 Tahun 2017," ucapnya.
Tahun ini FBK dibagi menjadi tiga kategori, yakni: Penciptaan Karya Kreatif Inovatif; Dokumentasi Karya/Pengetahuan Maestro; dan Pendayagunaan Ruang Publik.
Pendaftaran FBK 2021 akan dibuka pada 2 Maret hingga 2 April 2021, dan seleksi proposal berlangsung mulai 3 April sampai 3 Mei 2021. FBK sebagai salah satu stimulus yang diberikan kepada pelaku budaya, bersifat non-fisik dan non-komersil, serta dapat diapresiasi masyarakat dan pemangku kepentingan secara luas.
"Cara yang lebih efektif membantu kesulitan teman-teman seniman terdampak Covid-19 adalah dengan membuat program, salah satunya FBK ini. Khusus FBK ini memang juga punya misi untuk membantu yang kesulitan di masa Covid-19," tandas Hilmar.