PBB: Ratusan Ribu Anak-anak Yaman Terancam Mati Kelaparan

Sabtu, 13/02/2021 06:50 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memprediksi, setidaknya 400.000 anak Yaman di bawah lima tahun bisa meninggal karena kelaparan tahun ini jika tak ada intervensi segera di tengah melonjaknya tingkat malnutrisi parah yang didorong oleh perang dan pandemi virus corona.

Dilansir Middleeast, Sabtu (13/02), peringatan itu muncul hampir enam tahun setelah pecahnya perang yang menyebabkan 80 persen populasi bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Dalam sebuah laporan, PBB memproyeksikan peningkatan 22 persen pada malnutrisi akut yang parah di antara anak-anak balita di Yaman, dibandingkan dengan tahun 2020.

Malnutrisi akut yang parah berarti ada risiko kematian akibat kekurangan makanan. Aden, Hudaydah, Taiz dan Sanaa termasuk di antara daerah yang paling parah terkena dampak, kata laporan itu.

"Angka-angka ini adalah seruan lain untuk bantuan dari Yaman di mana setiap anak yang kekurangan gizi juga berarti sebuah keluarga yang berjuang untuk bertahan hidup," kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley dalam pernyataan bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), UNICEF. dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"2,3 juta lainnya di bawah 5 tahun diperkirakan menderita kekurangan gizi akut pada tahun 2021," tambahnya.

Malnutrisi akut di antara anak-anak dan ibu-ibu di Yaman telah meningkat setiap tahun konflik kata mereka, didorong oleh tingginya tingkat penyakit dan meningkatnya tingkat kerawanan pangan.

Sekitar 1,2 juta wanita hamil atau menyusui diproyeksikan mengalami kekurangan gizi akut tahun ini.

Kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman. PBB mengatakan negara itu adalah krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Seiring dengan konflik, kemerosotan ekonomi, dan pandemi, kekurangan sumbangan tahun lalu juga berkontribusi pada memburuknya krisis kemanusiaan.

Gizi dan layanan lain yang mencegah jutaan orang dari kelaparan dan penyakit secara bertahap ditutup di Yaman di tengah kekurangan dana yang akut.

Badan-badan tersebut mengatakan mereka hanya menerima $ 1,9 miliar dari $ 3,4 miliar yang dibutuhkan untuk tanggapan kemanusiaan negara. Program sudah mulai ditutup dan diperkecil.

Yaman yang miskin telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kotanya, Sanaa. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.

Perang itu telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan, menurut data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce